10 Books to Get to Know Me
ngedit di canva |
Sebagai pembaca tentunya kita pasti punya buku-buku paling berkesan, paling disukai, paling memorable maupun paling tidak disukai. Diantara banyaknya tumpukan buku yang sudah dibaca, setidaknya pembaca memiliki segelintir buku terpilih yang bisa mewakili perasaan-perasaan dan pemikiran pembacanya.
Kita tanpa sadar memilih bacaan yang ternyata memiliki kemiripan cerita / tema cerita antara satu buku dengan yang lainnya.
Misalnya; ambil contoh dari bacaan gue sendiri. Hampir semua buku yang udah gue baca adalah buku yang topiknya agak muram, penuh dengan tragedi, peristiwa menyedihkan ataupun menyakitkan
Jika dilihat berdasarkan grafik TSG selama setahun lebih kira-kira hasilnya seperti ini —
Mysterious and dark menjadi salahhampir selalu hadir di setiap kali gue memilih suatu bacaan. Dari kecil emang udah suka sama cerita detektif dan horror. Eh ternyata kecenderungan ini terbawa sampai dewasa. Gue kira bakalan ilang, taunya engga sama sekali.
Lalu apa kaitannya dengan judul tulisan diatas? Sesuai judul — 10 Books to get to know me, disini gue akan membocorkan 10 buku sebagai perkenalan untuk teman-teman yang kepengin tau kayak gimana sih buku-buku yang gue baca dan gue suka (emangnya ada yang kepengin tau? :p) Yaaah barangkali kan dari 10 list dibawah ini ternyata ada kecocokan, terus kita bisa diskusi bareng dan saling kenalan wkwkwk.
KIRA-KIRA ADA BUKU APA AJA YA? ...
Novel Pasung Jiwa bersinggungan dengan isu kemanusiaan, sistem sosial, ekonomi, dan politik. Bagaimana mereka, masyarakat yang setengah mati berjuang melawan ketidakadilan, mencari kebebasan, dan arti memanusiakan yang seringkali terancam musnah.
Pengalaman pertama membaca novel karya Okky Madasari, dan gue sangat puas dengan tulisan beliau. Cara berceritanya ngalir banget, narasi dan dialog seimbang, karakterisasinya kuat, serta alur dan plot yang terarah, intinya gue gak menyesal baca buku ini. Padahal waktu itu belum terbiasa membaca buku digital tapi tanpa terasa, gue hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk menamatkannya.
Baca juga: Ulasan spoiler Pasung Jiwa
Gue bukan Sherlockian atau pecinta novelnya Sir Arthur Conan Doyle. Tapi sewaktu sekolah gue memang pernah mengalami fase dimana gue suka banget sama novel Sherlock, walopuuuuun masih ada 3 bukunya yang belum terbaca.
Series novel Sherlock Holmes secara resmi terbagi menjadi 9 rangkap, diantaranya terdapat antologi cerpen dan novel.
A Study in Scarlet - Penelusuran Benang Merah (Novel) 1887
The Sign of Four – Empat Pemburu Harta (Novel) 1890
The Adventures of Sherlock Holmes - Petualangan Sherlock Holmes (Antologi Cerpen) 1892
The Memoirs of Sherlock Holmes - Memoar Sherlock Holmes (Antologi Cerpen) 1894
The Hound of the Baskervilles – Anjing Dari Baskervilles (Novel) 1901-1902
The Return of Sherlock Holmes - Kembalinya Sherlock Holmes (Antologi Cerpen) 1905
The Valley of Fear - Lembah Ketakutan (Novel) 1914-1915
His Last Bow - Salam Terakhir Sherlock Holmes (Cerpen) 1917
The Case Book of Sherlock Holmes - Buku Kasus Sherlock Holmes (Antologi Cerpen) 1921
Untuk teman-teman yang mau membeli novelnya, bisa di cek melalui penerbit Shiramedia atau melalui akun marketplace. Buku ini masih banyak dijual di pasaran, gramedia offstore juga masih ada. Sedangkan yang berminat membaca gratis dan legal, bisa kalian temukan melalui aplikasi iPusnas. Sepertinya sih koleksi novel Sherlock disana lumayan lengkap.
Baca juga: Bahas buku Sherlock
Apa yang akan kamu lakukan jika kamu tiba-tiba menemukan tetanggamu menjadi tersangka pembunuhan? Tetapi saat kamu mengetahui bahwa tetanggamu adalah sosok yang kamu sayangi, apakah kamu akan melapor polisi dan menyatakan bahwa ia telah membunuh seseorang? atau kamu justru akan melindunginya dengan segenap hati?
Devotion of Suspect X — sebuah novel misteri yang dilematik. Mempertanyakan apakah arti sebuah kesetiaan. Profesor Yukawa harus menghadapi kenyataan bahwa kawan lamanya (Ishigami) terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut. Bagaimana cara Yukawa mengungkap kasus kematian itu rasanya betul-betul kerasa dilema. Posisi Yukawa tengah terombang ambing, antara percaya dan tidak pada fakta yang telah ia dapatkan. Namun, perbuatan Ishigami tidak dapat dianggap sebagai pembenaran apapun dibalik alasannya...., apapun.
Kadang demi menolong seseorang, yang harus kita lakukan hanyalah hadir di tempat itu. — Ishigami
*puk puk Ishigami* tuh bang makanya kan jangan sampe kayak gitulah. (untuk gue yang masih rada shock kalo mengingat-ngingat endingnya).
Teruntuk kamu yang baru ingin mencoba karyanya Keigo Higashino, gue menyarankan untuk memulainya dengan Devotion of Suspect X / Kesetiaan Mr. X. Sensasi membaca buku ini udah campur aduk kayak gado-gado. Memasuki awal cerita, sukses bikin gue dag dig dug dan penasaran. Mulai pertengahan babak sampe tamat, emosi gue terasa dikuras sedikit demi sedikit ....
“apa ini apa ini, kok malah bikin galau”
Baca juga: Bahas buku Devotion of Suspect X
Gue tertipu dengan label thriller pada buku ini. Lalu sempat mengelak saat membaca di seperempat cerita "bagian mana yang dibilang thriller?? udah ceritanya gini aja?". Waktu itu gue ngomel seharian pasca menyelesaikan kisahnya Oh Gi, maklum lagi masa-masa nya puber kalo gak suka dikit langsung ngedumel. Bisa bayangkan posisi gue pada saat itu, menemukan buku dengan cover dan testimoni yang menjanjikan rasanya senang bangettt, eh tak tahunya gak sesuai ekspektasi. Meskipun sempat kecewa, akhirnya gue coba membaca ulang pada bagian dimana saat Oh Gi mulai menceritakan masa lalu bersama istrinya sebelum kecelakaan tragis terjadi. Cerita flashback dan refleksi Oh Gi terhadap pencapaian semasa hidupnya mampu membuat kejengkelan gue surut perlahan-lahan. Dari situ gue mulai merasa cocok dan klop dengan buku ini.
The Hole yang dimaksud dalam buku mengartikan bahwa Oh Gi “terjebak dalam lubang” berupa kamar dan terbatasnya ruang gerak. Disini ceritanya dia koma karena kecelakaan dan istrinya mati (bukan spoiler). Lantas dia gak bisa gerak melakukan aktivitas, buat bicara aja susah.
Mulai dari sinilah semua kejanggalan dan kecurigaan bermunculan. Memang sih sensasi thriller nya itu bisa gue bilang gak ada sama sekali namun, setelah melewati beberapa bab ada bagian yang bikin gue ngeri hingga menciptakan segala spekulasi aneh. Dan ternyata! Hahahaha gue agak parno pas baca eksekusi akhir cerita. Momen itu ngingetin gue sama film Parasite—dimana pada pembukaan kisah alurnya lambat, bikin bosen dan bingung dengan inti ceritanya mau dibawa kemana ya? tapi pas mendekati ending langsung “Dorr”.
Pokoknya rasakan sendiri deh. Terus gue baru tau dong kalo penulis Pyun Hye Young adalah penulis Perempuan! ππ» . Mesti ngulik penulis-penulis Korea lagi nih sepertinya.
Salah satu kumpulan cerpen terpanjang yang pernah gue baca dan dari buku ini gue banyak menemukan kisah-kisah yang inspiratif dan reflektif.
Terdiri dari sekitar 50an kumpulan cerpen. Tidak semua fiksi tapi ada beberapa cerita nyata pengalaman penulis sendiri yang diceritakan kembali dalam bentuk cerpen. Ringkasnya buku ini membicarakan banyak hal tentang mimpi, harapan dan Mukjizat—juga tak lepas dari kisah keberhasilan dan kegagalan. Paulo Coelho meramu kisahnya dengan apik dan santai. Gue sebagai pembaca tidak merasa terbebani dengan adanya kalimat penyemangat yang kadang-kadang hanya berlaku sesaat, semuanya mengalir seperti sungai yang mengalir pada judul buku. Pembaca secara tidak langsung diberi waktu dan ruang sendiri untuk merenungi setiap ide, gagasan dan pengalaman nyata yang dituturkan oleh penulis.
Maka dari itu gue juga tidak segan-segan menobatkan buku ini sebagai buku paling adem dan kalem. Gue sempat mengoceh panjang tentang buku terkait lewat blog Haloreka
Baca juga: Bahas Buku Seperti Sungai yang Mengalir
Membaca memoar seperti layaknya berkaca pada diri sendiri. Semua orang butuh curhat merupakan kisah nyata yang dituliskan oleh seorang Psikoterapis (Lori Gottlieb) sekaligus pasien. Melalui kisahnya pembaca akan diajak untuk mengetahui bagaimana seorang terapis juga membutuhkan seorang terapis, terapis membutuhkan pertolongan karena walau bagaimanapun mereka ada sebagai manusia biasa dengan segala permasalahan dalam hidupnya.
Buku yang hangat sekaligus informatif. Buku yang bisa membuka mata dan reflektif, mempelajari bagian kehidupan manusia dari sisi yang mungkin tidak pernah kita alami. Informatif, karena buku ini seperti buku panduan yang bisa dibaca kapan saja, terutama untuk pembaca yang ingin menyelami ilmu psikologi beserta praktiknya. Jika kamu ingin memulai bacaan memoar yang narasi nya mirip seperti cerita fiksi, mungkin saja buku ini bisa menjadi pilihan tepat untukmu :)
Mau komentar apa ya soal buku ini...jadi bingung.
Pada intinya novela Silsilah Duka mengangkat tema tentang kultur sosial terhadap tradisi lokal masyarakat Madura. Buku ini didominasi oleh sosok ibu sebagai peran sentral dalam kehidupan. Singkatnya, sosok Juhairiyah menjadi tokoh superior dan otoriter terhadap anak-anaknya. Konsep cerita ini akan langsung terlihat saat kamu mulai membaca perselisihan yang terjadi diantara sosok Juhairiyah, Farid (anak lelakinya), dan Ramlah sebagai menantu. Juhairiyah tidak memandang Ramlah sebagai istri yang mumpuni dan layak diberi apresiasi, ia kerap kali diolok-olok dan di kritik alih-alih diberikan nasihat ataupun solusi bersahabat. Seperti apapun keputusannya tetaplah Juhairiyah yang memegang kuasa, padahal kalau anak sudah menikah mestinya dia tahu batasan sampai mana bisa mencampuri urusan rumah tangga si Anak. (haduh sebal aku melihatnya).
Penilaian akhir terhadap buku ini, dari segala aspek baik itu tokoh, alur&plot, gaya bercerita, tema yang dibahas, semuanya apik. Novela yang mampu mengaduk-aduk perasaan dan suasana hati. Persoalan yang dibahas penulis bukan hanya pada Juhairiyah tapi juga sosok Ramlah yang menjadi tokoh utama. Singkat-padat dan meninggalkan pesan terdalam.
Baca juga: Bahas buku Silsilah Duka
Ayo kalian yang suka psikothriller melipir kemari untuk segera membaca buku ini! The Good Son resmi gue nobatkan sebagai novel psiko thriller terfavorit sepanjang tahun 2020-2021. Sampe sekarang belum ada yang bisa mengalahkan. Jika dalam film psithriller gue dapat terpukau dan terkesima dengan Perfect blue, Black swan maupun Shutter island, maka sama halnya dengan The Good Son. Kisah yang dialami protagonis begitu lekat di dalam kepala. Nuansa kelam diisyaratkan melalui ingatan-ingatan yang membuat gue sadar kalau kenyataan hidupnya memang mengerikan sekaligus menyakitkan.
Bagian yang paling gue ingat dan bikin gue merinding beneran adalah ketika penulis menjelaskan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku utama. Ini asli ada bagian yang bikin gue kebayang-bayang dan merinding sejadi-jadinya. Karena penulis memberikan detail kuat soal gejolak apa yang dirasakan pelaku saat ia menyayat korban, kalau kamu sering nonton atau baca novel / komik thriller psikopat pasti tau apa yang aku maksud (eeeuuuh ya Allah...beneran sakit deh ini orang).
Untuk sebagian pembaca, novel ini terbilang lambat dan terlalu banyak narasi. Kental dengan dialog alam bawah sadar si protagonis, ingatan masa lalu juga potongan-potongan kisah yang saling tumpang tindih mempertanyakan kebenaran diatas rekayasa belaka. Jika memakai istilah yang gue buat sendiri The Good Son adalah salah satu novel yang....psikologi-thriller banget :D
Bosen gak kalian ngeliat judul buku ini?? Ha haha. Entah sudah berapa kali gue menyebutkan The Borrowed dalam postingan blog buku. Baiklah, gue gak akan bahas panjang lagi, intinya tanpa rasa ragu buku ini langsung gue kasih rating penuh 5 bintang. Kalau kamu mau tau kesan-kesan gue setelah membaca novelnya, kamu bisa tengok tulisan gue dibawah ini ⬇️⬇️
Baca juga: BMOTM Chp.12
Melalui bukunya, Viktor E. Frankl meyakini bahwa sejatinya manusia yang hidup memiliki dorongan dalam diri untuk mencari makna akan kehidupan yang dijalani. Bukan semata hanya mencari dan mendapatkan kesenangan atau kepuasan. Mengapa manusia hidup dan seperti apa cara manusia menghadapi kesedihan dan penderitaan dalam bentuk apapun. Setidaknya dengan ini individu bisa melihat apakah kehidupannya dapat bermakna atau tidak ketika ia bisa melewati penderitaan yang di alami. (Ribet juga jelasinnya)
Kisah yang mendalam, Viktor menjabarkannya dengan baik dan detail. Melalui pengalamannya pembaca juga akan mengetahui bagaimana Logoterapi memiliki perbedaan yang cukup mencolok dengan teori psikologi lain dalam mendefinisikan dorongan manusia untuk menjalani kehidupannya. Apa yang dapat dimaknai semasa hidup. Walau penjelasannya cukup teoritis, Viktor seringkali menyadurkan penjabaran teorinya dengan contoh konkret berdasarkan pengalaman yang ia jumpai.
***
Sekiaaaan tulisan hari ini. Suatu saat daftar buku-buku yang gue pilih bisa saja berubah. Tapi kira-kira kesepuluh buku inilah yang dapat mewakili gambaran awal seperti apa bacaannya Reka. Kebanyakan memang kalo dari segi genre hampir serupa semua. Jujur sih, pas mau milih 10 buku sempat kebingungan karena ... ya galau mau memilah milih buku apa aja :p
Kalau kamu sendiri gimana? Mau kepo juga dong dengan daftar 10 books to get to know Me versi teman-teman :D
Pantas rekomendasi buku dari Kak Reka selalu cocok untuk aku, wong kesukaannya mirip-mirip π€£. Dari 10 judul di atas, aku udah baca 4 buku, nonton 1 film (Sherlock) dan TBR 1 buku (The Borrowed). Dan dari yang udah aku baca dan aku tonton, semuanyaaa cocok di aku dan aku sukaaaaa π. Sayangnya, The Good Son udah nggak bisa dibaca pakai langganan di GD, jadi harus beli bukunya, atau mungkin baca di iPusnas kalau ada ya. Kayaknya aku tertarik juga buat baca ini hahaha.
ReplyDeleteKak Reka udah baca Lebih Senyap Dari Bisikkan, belum ya? Aku lupa π.
Kapan-kapan pengin bikin postingan seperti ini juga aah π
Wkwkwk Toss ✋Liia gak ada rencana baca Sherlock kah? π
DeleteThe Good Son ada di iPusnas Lii tapi harus sabar menunggu antrean, banyak banget soalnya yang mau pinjem π , tapi aku ragu nih kalo kamu bakalan cocok sama bukunya hahaha *yatapisiapatausuka*
BELUM, gara-gara gramdig kemarin rese aku jadi males langganan π€£, tapi pengin pinjem aja sih kayaknya. Ini yg kamu bilang mirip sama Silsilah Duka ya Lii?
Ayook bikin juga, aku terlanjur kepo dengan daftar buku yg Lia banget (apa ya bahasanya) hehehe
Saya cukup baca The Hole sekali dan bisa langsung nemu asyiknya. Mungkin efek bacanya setelah Vegetarian, jadi lebih gampang masuk.
ReplyDeleteSaya juga bingung kenapa mayoritas bacaan pasti yang ada nuansa suramnya. Tapi terus terang lebih suka yang enggak terlalu muncul ke permukaan. Bagian melankolisnya lebih tersirat aja gitu.
Baiklah, iseng jawab 10 buku untuk mengenal saya (sengaja cuma pilih buku fiksi dan tiap penulis cukup satu judul). Jawaban berikut sewaktu-waktu kayaknya bakal berubah, kecuali 5 teratas:
1. The Savage Detectives, Roberto BolaΓ±o
2. Misteri Perawan Kubur, Abdullah Harahap
3. Murjangkung, A. S. Laksana
4. Dunia Kafka, Haruki Murakami
5. Dan Kematian Makin Akrab, Subagio Sastrowardoyo
6. Bartleby & Co., Enrique Vila-Matas
7. Semua Ikan di Langit, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
8. Gentayangan, Intan Paramaditha
9. What We Talk About, When We Talk About Love, Raymond Carver
10. Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya, Sabda Armandio
Sial, tau-tau udah 10 dan enggak sempet nyebut Kappa (Akutagawa), Gagal Menjadi Manusia (Dazai), Raden Mandasia (Yusi Avianto), Rahasia Selma (Linda Christanty), Ms. Ice Sandwich (Mieko Kawakami), In the Miso Soup, (Ryu Murakami), Orang Asing (Albert Camus), The Girl on the Fridge (Etgar Keret), Bonsai (Alejandro Zambra) dan Lenka (Sarekat Penulis Kuping Hitam, terdiri dari 17 penulis).
Sulit memang menentukan 10 buku dan malah nulis 20. XD
Saya terlau tinggi pasang ekspektasi waktu itu alhasil ketika gak sesuai bayangan jadi kecewa deh, tapi pas dibaca ulang bagian si Oh Gi yg mulai meratapi kehidupannya dulu saya jadi ngerasa kasian wkwkk.
DeleteSaya kaget Kak Yoga masukkin buku In the Miso Soup juga π. Saya udah baca bukunya di bulan lalu, super sinting banget ini buku, saya yang suka baca thriller cukup kaget pas baca bagian kegilaannya Frank di bar itu .. yaampun Kak ngeri bacanya π
Tapi saya masih kurang ngerti keterkaitan antara isi cerita dengan judul bukunya, hmm
Hahaha. Emang sinting. Saya juga kebawa mimpi selama berhari-hari. XD
DeleteDi luar dari kengerian semacam itu, saya suka banget bagaimana si Ryu mengulik sisi gelap manusia.
Kalau terkait judul dan isi yang biasanya tak berhubungan, enggak terlalu saya pusingin, sih. Yang penting asyik aja selama bacanya. XD
Tapi kalau kamu mau dengar penjelasan sotoy dari saya, begini:
Di akhir cerita kan si Frank ngomong dengan Kenji kalau mau makan sup miso bareng. Sayangnya, si bule ini merasa itu pertemuan terakhir mereka. Kenapa Frank kepengin sup miso, soalnya dia tergugah dengan kuah itu, yang katanya memiliki aroma mirip keringat manusia. Dia bahkan menganggap dirinya sendiri sebagai sup miso. Itu bule emang aneh. Haha.
Cuma sebatas itu yang bisa saya ingat. Mungkin ada metafora yang kurang bisa saya tangkap lantaran saya belum mencoba sup miso, apalagi saya bukan orang Jepang dan malas mencari tau lebih dalam, yang siapa tau aja ada sejarah di balik makanan itu.
Kayaknya kita bertolak belakang soal genreπ nggak kayaknya sih, emang kemungkinan besar iyaπ karena seringnya baca non-fiksi, kalau disuruh (disuruh siapa?) mendata genre fiksi favoritku itu apa, agak susah. Cuman firasatku(???) mengatakan kalau genre ringan dan nggak perlu mikir adalah bacaan fiksi yang paling banyak aku bacaπ€ kayak komik Miiko, Hanayori Dango, tetralogi Gadis-Gadis March, sama Goosebumps.
ReplyDeleteSebenarnya kalau baca fiksi itu, akhir-akhir ini, aku lebih berorientasi ke penulisnya. Di ipusnas masih ngantri itu buku-bukunya Laksmi Pamuntjak, Kahlil Gibran, sama Eka Kurniawanπ
wkwkw emang jauh Kak, Kak Endah juga lebih banyak baca nonfiksi. Berarti kita emang kebalik banget kak jatohnya atau aku yang aneh, baca fiksi tapi malah nyari yang ceritanya bikin mumet kepala, (padahal udah tau itu cerita fiktif ngapain dibawa serius bngt kan wkwkwkw),.
DeleteEka Kurniawan ya, aku mau kasih rekomendasi untuk Kak Endah. Coba tengok buku kumcernya beliau yang "Perempuan patah hati yg kembali menemukan cinta melalui mimpi" (panjang amat judul bukunya). Ini kumcernya bagus kak, kalo gak salah koleksinya ada di ipusnas :D
Rekaaa, walau bacaan kita bertolak belakang sekalii (idem sama Endah π), tapi aku suka sekali tulisan ini. Mengenal seseorang itu memang banyak caranya ya, ada yang bilang lihat dari playlist lagunya, kalau kita sih bisa diliat dari bacaannya ya, hauhahaha.
ReplyDeleteKalau dari fiksi, aku cenderung pilih genre yang dekat sama realita, makanya aku seneng baca fiksi kontemporer atau metropop. Nggak heran sih soalnya film pun demikian, any chic lit movies kusuka sekalii, wkwkwk. Genre misteri thriller akhir-akhir baru suka karena mungkin lagi naik daun juga yaa di Indonesia. Devotion of Suspect X juga salah satu misteri favoritkuuuh. Emang dasar novel ini bikin kita ikut termenung yaa. Kayak bingung harus merasakan emosi yang mana, si pelaku atau si korban atau si yang dibantu, hiksss.
Btw, sampai sekarang aku belum baca The Borrowed dong, wkwkwk.
Betul Kak Jane... ayo Kak Jane bikin juga dong, aku selalu penasaran sama kecenderungan bacaan pembaca lain itu seperti apa, hehe
DeleteI see, aku sering liat dari tontonan Kak Jane juga rada mirip ya dengan referensi buku yang kakak baca selama ini. Tapi memang sih, ketika kita menemukan cerita yang isinya mirip sama kehidupan nyata kita, bacanya jadi lebih dinikmati banget dan pasti sangat membekas di otak :D
HUHU, novelnya Keigo yang satu itu memang sempat menggemparkan (lebay) dunia per-bukuan kak, ini ada film nya sampe dibuat 3 versi -- Jepang, Korea, dan China, hahaha lengkap. Aku sempat nonton yang Jepang, tapi belum selesai :p
Halo ka Reka, salam kenal. Aku masih belajar dunia perbloggeran nih, makanya lagi jalan-jalan alias blog tour, hehee. Rapih banget blognya kaka π Btw, aku udah baca Paulo Coelho Seperti Sungai yang Mengalir. Bagus emang, banyak quotes. Waktu itu mau kubikin review tapi udah telanjur gabisa dibuka karena aku baca di gramdig, udah jatuh tempo, huhu π
ReplyDeleteHola Emily.... salam kenal kembali. Terima kasih banyak, aku juga masih belajar otak atik desain blog nih π.
DeleteSalah satu kumcer favoritku! Iya, tulisannya bikin hati adem, dan merenung, ceritanya tergolong sederhana tapi pesannya nyampe banget. Cerpen mana yang paling Emily suka? π. Kalau gak salah di ipusnas tidak antre? *kalo gak salah* hahaha