Silsilah Duka Oleh Dwi Ratih Ramadhany
Penulis : Dwi Ratih Ramadhany
Penerbit : Basa Basi
Cetakan Pertama: 2019
ISBN : 978-623-7290-21-6
ESBN : 978-623-6631-65-2
132 halaman
Akses Membaca : aplikasi iPusnas
Blurb :
Setelah Ramlah meregang nyawanya sendiri, Juhairiyah mulai iba
pada Majang dan Mangsen yang dianggap kehilangan sepetak surga di telapak kaki
ibunya. Berkali-kali Farid dipaksa menikah lagi agar kedua anaknya yang piatu
itu punya pintu baru menuju surga yang diimpikan.
Namun rencana-rencananya tak pernah berjalan mulus. Surga di telapak kaki Juhairiyah yang selalu dia banggakan, dikoyak dan di sia-siakan oleh anak perempuannya sendiri. Berkat Majang dan Mangsen, perlahan-lahan terkuak akar silsilah duka yang terjalin dalam keluarganya. Apakah rantai obsesi yang mengikat mereka juga akan terputus?
Sebelum memulai ulasan, Reka ingin menginformasikan kalau terkadang
ulasan yang Reka buat bisa jadi spoiler untuk sebagian pembaca, sekiranya nanti
tidak nyaman untuk dibaca semua, kali ini Reka berusaha untuk mereview garis
besarnya aja, walau mungkin saja nanti tetap ada tulisan yang menjadi bocoran
isi cerita :D. Ini terjadi karena Reka menulis dengan spontan, terkadang gak
sadar karena terlalu asik menuliskan semua yang terekam di otak. Baiklah,
dengan sedikit format baru, Reka akan mengganti bagian ulasan isi buku dengan Garis besar cerita.
Garis besar cerita Silsilah Duka
Dibuka dengan prolog yang cukup mencengangkan. Memilukan dan menyakitkan. Peristiwa yang tidak pernah terpikirkan oleh Farid dan keluarganya. Ramlah, sosok yang begitu dicintainya berani melakukan tindakan nekat seperti itu, ya meregang nyawanya sendiri (bukan spoiler, sudah tertulis di bagian blurbnya).
Novela ini pada dasarnya dibagi menjadi 3 bagian cerita. Bagian pertama dimulai dengan kisahnya Ramlah dan Farid bersama anak pertamanya, bagian kedua adalah bagian klimaks dari kehidupan Ramlah setelah melahirkan anak keduanya, dan bagian ketiga adalah bagian yang menceritakan keluarga Juhairiyah dan masa lalunya.
Farid dan Ramlah, sepasang suami isteri yang bahagia. Sebelum menikah, Farid memang sudah menyukai Ramlah sedari dulu waktu sekolah. Ramlah tak ingin berlama-lama menunggu, ia ingin segera Farid untuk menikahinya. Gak lama setelah itu, mereka berdua menikah dan selang beberapa bulan mereka dikaruniai seorang anak Perempuan bernama Majang.
Mereka berdua merasa beruntung memiliki Majang. Majang adalah anak yang penurut, jarang rewel dari kecil. Sewaktu bayi, ia hanya menangis jika lapar dan mengantuk. Anak ini jarang meminta sesuatu yang diinginkannya, ia penurut, pendiam dan tertutup. Beranjak besar, Majang kerap membantu pekerjaan Ayahnya di pagi hari dan saat dibutuhkan. Farid dan Ramlah diberkahi anak yang soleha. Hingga suatu hari, saat Majang memasuki sekolah dasar, ia terkena masalah di sekolahnya. Di balik pesona Majang yang pendiam, ternyata ia adalah anak yang cukup berani sampai melakukan sesuatu diluar dugaan Ramlah dan Farid. Setelah kejadian itu, Ramlah menyadari sesuatu, bahwa ia harus memberi perhatian lebih terhadap anak perempuannya, Majang.
Selang beberapa tahun kemudian, Ramlah melahirkan anak keduanya, bernama Mangsen. Seorang anak yang sangat berbeda dengan Majang. Dari fisik hingga tindak tanduknya. Kelahiran Mangsen membuat tetangga-tetangga Ramlah mengira bahwa itu bukan anaknya Farid. Kulitnya yang hitam legam menguatkan praduga yang dibuat oleh beberapa orang disekitarnya. Kejadian ini juga menarik perhatian ibu mertuanya, Juhairiyah. Tidak sampai disitu saja, konflik baru saja dimulai ketika Mangsen menjadi anak yang sangat rewel setiap harinya.
Sejak kelahiran anak kedua, tingkah laku
Ramlah semakin ruwet. Mangsen yang rewel membuat Farid dan Ramlah limbung dan
kelabakan. Pekerjaan mereka semakin bertambah. Kelakuan Mangsen memicu stress
yang muncul pada diri Ramlah; mulai dari hampir menangis sepanjang hari. Hal
ini juga membuat Juhairiyah semakin sinis dengan Ramlah. Kritik Juhairiyah
semakin menjadi-jadi, sangat jelas menunjukkan ketidakpuasannya terhadap Ramlah
yang terlihat tidak telaten saat mengurus Mangsen. Perselisihan semakin berkobar, pertengkaran
mulai hadir setiap harinya. Beban dan stress Ramlah semakin meningkat.
Di bagian kedua, saat Ramlah melahirkan Mangsen merupakan titik klimaks dari kehidupan Ramlah sebagai ibu rumah tangga dan seorang perempuan. Ramlah menganggap ibu mertuanya (Juhairiyah) tidak pernah mau mendukung apa yang telah dilakukan oleh Ramlah. Berbuat ini, yah salah, melakukan ini, di kritik lagi, pilih itu di komentari sinis. Dan ini yang diterima oleh Ramlah setiap harinya saat ia bercakap-cakap dengan Juhairiyah. Farid yang melihat keadaan Ramlah, juga tidak bisa berbuat banyak. Ia sudah berkali-kali berkompromi dengan ibunya soal perilakunya terhadap Ramlah, namun tidak di gubris sama sekali. Juhairiyah selalu mempertahankan martabatnya sebagai seorang Ibu.
Ramlah hanya bisa menelan mentah-mentah perilaku ibu mertuanya, terkadang Ramlah tiba-tiba menangis, suasana hatinya mudah berubah, juga sering merasa gelisah. Hingga tiba saatnya musibah itu datang, Farid bersama anak-anaknya hanya bisa pasrah dan heran. Mengapa kejadian itu bisa terjadi pada sosok Ramlah yang sangat menyayangi keluarganya.
Bagian akhir, pembaca akan diperlihatkan
bagaimana Silsilah duka yang sebenarnya terjadi pada keluarga Juhairiyah, dan
kehidupan di masa lalunya yang ternyata tersimpan sebuah rahasia kelam. Peristiwa
masa lalu Juhairiyah membawa luka yang hingga saat ini masih
tersimpan dalam dirinya.
Kesan dan Pesan dari Keseluruhan Buku
Novela terbaik yang pernah Reka baca. Pendek tapi berisi jelas. Isi kisahnya tidak seringan berat bukunya. Reka menaruh perhatian lebih pada tokoh Ramlah dan Majang. Mungkin Reka gak bisa merasakan betul seperti apa rasanya punya anak dan mertua yang rewelnya hampir sama kayak Juhairiyah dan Mangsen ini, tapi tokoh Ramlah termasuk tokoh yang udah sabar banget. Dia sosok perempuan yang gak neko-neko, nurut sama suami, bisa ngurus anak walau sempat kerepotan saat ngurus Mangsen tapi ya masih bertahan walau sudah di ambang batas.
Tapi heran, Juhairiyah ini emang
berhasil bikin Reka kesal, kesal karena keluhan-keluhan yang dia lontarkan
secara berkala kepada Ramlah. Doh, harusnya dia mikirin gimana kondisi Ramlah
saat itu.
Potret ketergantungan Farid terhadap ibunya disini juga sangat terlihat jelas. Farid sebagai anak dari Juhairiyah berada dalam posisi nyaris jatuh ke dalam jurang. Ia tidak bisa memihak betul kepada ibunya atau Ramlah. Ia takut dibilang durhaka, di satu sisi Ramlah udah krisis bahkan depresi sama keadaannya. Dalam hal ini Juhairiyah memang sudah kelewat batas.
Untuk alur, novela Silsilah Duka terbilang cepat, bahkan page turning. Sekali baca langsung pengin langsung dihabiskan saat itu juga. Buku ini juga mengangkat topik sentralnya yaitu orang tua toksik dan postpartum depression.
Pesan yang didapat :
Tidak
menjadi orang tua yang Toksik
Sebetulnya Reka kurang suka dengan pemilihan
istilah “toksik”. Tapi berhubung tidak menemukan istilah lain yang sepadan, Reka
terpaksa tetap menuliskannya.
Tidak perlu dijabarkan lagi, setelah kalian
membaca kisahnya Ramlah dan Juhairiyah, kalian akan tahu bagaimana contoh kecil
dari orang tua yang toksik terhadap anaknya. Dilansir dari beberapa sumber yang Reka baca,
berikut ciri orang tua Toksik, menurut ahli, Sri Juwita Kusumawardhani M. Psi., Psikolog :
Menelantarkan Kebutuhan emosional anak
Anak adalah pencapaian
Tidak empati
Penjelasan lengkap bisa telusuri disini ( 5 Ciri Toxic Parent
Okeee. Sekian dulu untuk bahas buku kali ini. Tulisan diatas betul-betul garis besarnya saja, Reka tidak menyelipkan kisi-kisi atau bocoran penting / twist pada buku ini. Soal ending Reka tidak ingin membahas, Reka ingin membiarkan pembaca membaca nya sendiri dan merasakan bagaimana akhir cerita dari buku ini. Akses membaca buku Silsilah Duka bisa kalian dapatkan melalui aplikasi iPusnas, tapi mesti sabar nunggu antreannya ya ^^
Info lanjut tentang perjalanan Reka bersama buku-buku bacaannya? Kunjungi langsung akun Goodreads dan The Story Graph dengan username @hllreka :)
Mbaa Rekaaa, reviewny kereen. Bikin aku penasaran buat baca bukunya ππ
ReplyDeleteTipis tapi kayanya dalem bgd ya ceritanya. Bbrapa kali aku smpet baca review buku terbitan Basabasi memang tipenya yg bikin kita deep thinking gt ya, tp aku blm baca satupun buku dr penerbit ini. Dan aku mau memulainy dg baca buku ini. Apalagi bisa baca di Ipusnas π
Makasi rekomendasinya Mba Reka
Makasih kak Thessaaaπ
DeleteBener kak, halamannya sedikit tapi isinya nyelekit. Eh iya ya penerbit basa basi punya cerita yang deep dan ngena kayak gini ya kak, aku juga baru pertama baca dari penerbit basa basi ini sih π
Oiya kak Thessa, novel Siri itu aku kira ada di iPusnas juga ternyata gak ada ya wkwkk
Sip! Terima kasih kembali kak sudah mau baca reviewnya Reka π
Wah, jadi overall tone novella ini sedih/suram ya, Reka? Sepertinya kalau ingin baca harus ketika kondisi sedang kondusif. Ceritanya terdengar miris sekali.
ReplyDeleteHola mba Farah..
DeleteKalo menurutku keduanya mba, tapi lebih dominan suram nya. Karena tekanan yang dialami Ramlah beruntun seolah-olah gak ada celah untuk keluar dari masalah yang dia hadapi, dan Ramlah ini gak punya seseorang yang bisa dengerin / bantu cari jalan keluar dari stres yang di alami, walau sebetulnya ada suaminya yang siap menemani dia, tapi itu pun kayak gak ada pengaruhnya sama sekali. sedih tapi disatu sisi, suram lebih terasa dalam novela ini mba.
Betul, awalnya aku gak nyangka akan seperti itu ceritanya. Mungkin disaat mood kita biasa aja, baru bisa baca ini mba Farah :D
Kak Reka, kayaknya aku nggak sanggup baca novel ini karena baru baca reviewnya aja udah bikin capek hati sendiri π mirip film The World of Married yang nggak aku tonton karena terlalu membuat esmosi πππ. Kalau dilihat dari reviewnya, penggambaran setiap sosok karakternya kuat sekali ya, sampai aku yang baru baca garis besarnya aja udah bisa ngebayangin karakter sang anak yang rewel dan ibu mertuanya seperti apa π€£.
ReplyDeleteApakah buku ini sedang hits, Kak? Sampai antri gitu di iPusnas π±
Hola Liaa...
Deletehohohoho, aku gak nyangka juga akan jengkel dan capek sendiri baca kisah tokoh utama novela ini. oh miripkah? film ini sempat ramai juga kan ya....hm
Iya! dan nanti ada tokoh lain yang juga mengejutkan dengan tingkah lakunya hahahah. full of surprise menurutku.
Hm...kalo aku liat di ipusnas, komentar untuk buku ini memang ramai Liaaa, dan kayaknya buku-buku terbitan Basabasi sedang banyak diincar di Ipusnas :D
Mba, dirimu jago sekali mereview buku ._. detail ya ampon.
ReplyDeleteku jadi penasaran membaca bukunya. Semoga pankapan ada kesempatan, soalnya bukuku masih banyak yang belom terbaca wkwk
Terima kasih banyak kak, masih banyak yang perlu dibenahi dalam menulis review π
DeleteIya buku-buku lain yang belum terbaca sudah menunggu untuk dibaca sepertinya.
Dan terima kasih kak sudah berkunjung ke blog Reka! :)
Wah, keren ya bukunya sampai antri di iPusnas. Saya juga ikutan antri ah. Penasaran apa yang terjadi dengan Majang serta bagaimana silsilah duka keluarga Juhairiyah ^^
ReplyDeleteHola mba Ira..
DeleteBetul mba, aku juga kaget waktu pertama meminjam sempat antre, waktu liat rating di goodreads ternyata banyak yang menilai buku ini dengan cukup tinggi.
Hehe silahkan mba semoga bisa cocok. Tapi mungkin ada beberapa adegan triggered warning, aku gak tau nih mba Ira terbiasa atau gak sama bacaan spt itu, bisa juga dibaca ulasan pembaca lain di goodreads mba ^^
Terima kasih mba sudah mau membaca ulasan Reka! ~
Halo Mbak Reka, ulasannya bagus ππ
ReplyDeleteJadi bikin penasaran sama apa yang dilakukan sama Majang di sekolah yaa, sampai2 bikin orangtuanya tercengang
Silsilah kelam keluarga Juhairiyah juga bikin penasaran, kira2 sekelam apa
Bukunya nggak terlalu tebel nih, jadi nggak butuh banyak waktu buat membacanya. Udah saya masukkan wishlist, tadi cek di Tokopedia masih banyak yang jual.
Sengaja nyari buku fisik buat menuhin rak buku di rumah π
Halo kak Edo!!
DeleteWah terina kasih kak sudah meluangkan untuk baca hehe dan terima kasih juga udah berkunjung. Saya belum sempat baca blog kak Edo nihπ
Iya kak saya aja kaget Majang yang pendiam bisa ngelakuin hal di luar dugaan ternyata
Oho sip kak, semoga kalo jadi baca bukunya bisa cocok dengan kak Edo yaπ
Wah wah aku masukkin ini ke reading list ah! Meski ikutan gondok rasanya baca review kamu soal perilaku mertua ke menantu, aku terlanjur dibuat penasaran tentang apa yang terjadi dengan Majang dan Ramlah di akhir cerita huhuhu. Topik kayak gini memang agak sensitif sih ya, kayaknya aku harus baca dalam kondisi santuy deh. Kalau nggak gawat dehh bisa ikutan esmosi. Mana udah mau lahiran gini wkwkwk π
ReplyDeleteBtw, kamu bacanya juga di iPusnas ya? Aku rada-rada pesimis kalau ikut ngantre buku populer di sana, suka lamaaaa banget dapetnya π
Thank you Nisaaa! As always, review kamu ciamik banget π
Bener kak, aku yang gak expect apa-apa dari novela ini cukup kaget dengan isi ceritanya yang bikin jengkel sama kelakuan para tokohnya. Nah iya kayaknya jangan baca buku macam gini dulu deh kakπ
DeleteAku antre sampe 4 hari sih baru hari kelima bisa dapet, itupun sisa satu buku hahaha. Penerbit basa basi belakangan ini bukunya banyak diincar kak Jane.
Hehehe terima kasih kembali kak masih menyempatkan mampir kesini dan baca ulasanku π₯°