Semangat Tante Sasa oleh Thessalivia

Fiksi berisi dan bergizi

Temukan momen-momen susah senang Sasita selama mengurus keponakannya dalam buku ini.


Agak telat atau masih hype kah untuk membahas buku ini? Setelah selesai membaca buku Semangat tante sasa, sebetulnya gue kepengin langsung membahasnya lewat blog, tapi karena anaknya masih bergantung mood kalo menulis, alhasil cuman mencatat kesan singkat lewat reading tracker GR dan TSG. Sampai hari ini pun aku masih malas buka laptop untuk menulis ulasan. Belakangan jadi lebih sering  menulis lewat smartphone, ketimbang lewat laptop, rasanya lebih praktis. 

Tapi, tadi pagi muncul sekelebat ingatan kalau gue pernah menyimpan satu gambar menarik yang gue peroleh dari salah satu akun instagram. Mirip dengan reading journal, isi-nya berupa grafik berbentuk pertanyaan yang bisa pembaca tanyakan sebelum, ketika dan setelah membaca sebuah buku. 

Hm...mungkin bisa disebut dengan jurnal membaca a.k.a reading journal. NAH.....berhubung sedang ingin mencoba varian tulisan baru, gue akan memasukkan format ini untuk dijadikan sebagai ulasan buku nya Kak Thessa. Lumayan, biar yang baca gak bosan melihat tulisanku yang masih acak-acakan. Isi nya tuh mirip dengan sesi kuis tanya jawab yang biasa kita temui lewat blog (QnA). Sebagai informasi tambahan, total pertanyaan berjumlah 10 butir tapi gue hanya menjawab beberapa pertanyaan saja dan ada yang gue rombak sedikit... Doh, tapi gue gak tau apakah ini bisa disebut ulasan buku, kayaknya lebih mirip dengan unek-unek. 

okai sebelum masuk ke dalam hidangan utama, mari baca dulu sinopsis atau blurb yang ada pada buku. 


Blurb :

Demi apa Sasita yang seorang wanita karier tiba-tiba diminta menjaga anak kecil? Sudah cukup hidupnya disibukkan dengan pekerjaan, sekarang harus memikirkan anak kecil pula. Sasita terpaksa mengorbankan kebiasaannya bersenang-senang sampai larut malam, kadang sampai mabuk, dengan teman-teman kantornya. Belum lagi Mama yang tidak memercayai Sasita sanggup mengurus Velisa, keponakannya, anak almarhum Kak Vania.

Mama tahu kebiasaan Sasita pulang malam, hura-hura, apalagi Sasita malah dekat dengan laki-laki beristri! Sasita sama sekali bukan contoh yang baik bagi Velisa. Kalau sudah begini, apakah tugas yang terpaksa Sasita emban justru akan semakin meretakkan hubungannya dengan Mama?

Apakah Sasita sanggup memenuhi janjinya kepada Kak Vania?

Secara garis besar ceritanya gak jauh beda dengan yang ada pada blurb diatas. Namun, sedari awal ketika melihat sampul depan bukunya, gue langsung menaruh dugaan yang keliru. Gue cuman mikir kalo buku ini hanya akan menceritakan tentang perjalanan tante Sasa alias Sasita yang mendadak harus jagain ponakannya selama 40 hari. Udah tok, gitu aja pemikiran awal gue, gak terlintas sama sekali akan ada kisah-kisah percintaan atau kehidupan keluarga yang rumit. Padahal kalo baca isi blurbnya sekali lagi, udah ada petunjuk yang mengarah kesana hahaha.  OH...ternyata dugaan gue meleset, dan setelah selesai membaca justru gue gak nyangka bakalan suka dengan isi ceritanya, tanpa berharap terkadang bisa mendatangkan hal-hal yang tidak terduga ya :D

Oke, karena nanti ada pertanyaan yang menyangkut tentang garis besar cerita berdasar opini pribadi, jadi langsung aja gue jawab pertanyaan-pertanyaan berikut :


Some questions before, during, and after any reading


Jika kamu bisa bertanya langsung kepada penulis, Apa yang akan kamu tanyakan?

Beruntungnya emang udah kenal duluan sama penulisnya, walaupun secara daring. 

Selang beberapa hari setelah Kak Thessa mempromosikan buku ini lewat blognya, gue sudah sempat bertanya pada belio. Dari mana sumber inspirasi cerita dalam buku tersebut? apakah karena melihat dari pengalaman seseorang atau pengalaman pribadi. Lalu Kak Thessa menjawab, beberapa ide cerita dalam buku semangat tante sasa, muncul setelah melihat tingkah laku anak-anak nya, dan belio juga bilang kayaknya bakalan seru kalau membagikan cerita tentang kelakukan anaknya sendiri ke dalam cerita fiksi. Dan kemudian lahirlah cerita tentang tante Sasa dan Velisa. 

Siapa tokoh utamanya? Kamu yakin?

Sasita. Dari isi blurb juga udah keliatan kalo tokoh utama nya itu Sasita,  berkisah tentang Sasita selama menjaga keponakannya, hubungan percintaannya, tentang karirnya, konflik Sasita dengan ibunya. Semua tentang Sasita.

Bagaimana anda menulis ulang tentang buku ini?

hm mungkin maksudnya membuat ringkasan cerita ya... bakalan spoiler sih nantinya. Gue akan cerita garis besarnya aja, sedikit. 

Kisah utama dalam novel ini mengisahkan tentang Sasita yang disuruh ibunya untuk menjaga Velisa selama 40 hari. Sasita, seorang wanita karir yang masih menikmati kebebasannya sebagai wanita single, tanpa aba-aba dan pengalaman harus merawat anak kecil berumur 6 tahun. Lewat cerita tentang Sasita yang menjaga Velisa, pembaca dikasih liat gimana cara nya mengasuh anak, menjaga dan merawatnya. Mulai dari ngurusin segala macem keperluan sekolah, menemani mereka main, menasehati bila melakukan kesalahan.

Selain itu, penulis juga mengungkap momen-momen manis antara tante dan keponakannya. Membaca bagian tersebut otomatis langsung teringat dengan keponakan sendiri. Terutama pada cerita tentang "Ve yang makannya lama banget", dan ketika Velisa salah ngasih tau hari tentang pengumpulan tugas. INI .......... WKWKKk kasian bener Sasita, mau marah tapi gak bisa juga, kalo panik suka gitu ya kenapa gak baca dulu pesan dari wali kelas grup sekolahnya. Sabar saas...

Bukan hanya itu, pembaca juga diajak berkelana bersama kisah sedih nya Sasita tentang nasib dari pekerjaannya. Kalau dari yang gue baca kayaknya Sasita ini tipe karyawan yang gak enakan sama bos maupun teman kerja. Hingga persoalan berlanjut pada konflik Sasita dengan Ibunya. Ini paling greget sih, gue jadi ikutan marah-marah ketika membaca dialog mereka. Jika dilihat dari konflik antara ibu dan anak ini, gue dapat merangkum salah satu pemicunya, yaitu peristiwa di masa lalu yang belum tuntas diselesaikan. Tapi gue bersyukur dengan adanya kehadiran Velisa yang mampu mendinginkan kepala mereka dan dapat membuat suasana menjadi sejuk kembali. 

Terakhir, masalah percintaannya Sasita yang bikin gue elus-elus kepala, untungnya Sasita tidak sepolos yang gue kira :D, bangga sama kamu Sas! 

Apa yang dapat kamu pelajari lebih lanjut tentang topik yang dibahas dalam buku?

Ilmu parenting dan Inner child. 

Sebagai perempuan yang usianya sudah dikejar-kejar "deadline", gue menyadari betapa pentingnya ilmu parenting, pernikahan dan segala hal berkaitan tentang ini untuk di pelajari sebelum menikah dan sebelum memutuskan untuk memiliki anak. Berkaca dari pengalaman kedua kakak kandung dan saudara lain yang sudah menikah.  

Menjaga dan merawat anak bukanlah suatu kegiatan yang bisa kita pelajari sekali dalam sehari namun berkali-kali. Melalui pengalaman dan ilmu pengetahuan. Apalagi, saat disuruh jagain anak orang, gue justru merasa butuh kesabaran lebih dan mental ekstra karena kita gak tau perkembangan si anak sebelum jatuh ke tangan kita sendiri. Pengalaman apa yang ia miliki selama bersama keluarganya dahulu, atau gimana komunikasi dan interaksi dia dengan kedua orang tuanya. Karena itu, jangan pernah bosan belajar sih tentang apa pun termasuk ilmu dalam mendidik anak, atau bisa juga belajar langsung dari para orang tua kita yang lebih berpengalaman. Jadi supaya gak kaget dan bisa paham sedikit-sedikit tentang perkembangan anak, 

 "oh ini anak lagi ada di fase ini...atau fase itu, oh anaknya gak nyaman kalau makan pake sendok, oh anaknya mau di temenin sama emaknya ...atau hal-hal lain yang terlihat remeh tapi memiliki maksud tertentu. 

Berangkat dari jagain anak orang lain, para calon ayah dan ibu jadi belajar juga gimana susah senangnya mengasuh anak kecil. Lumayan kan untuk melatih kesabaran dan ketahanan mental :D

Poin terakhir pada topik yang ingin gue pelajari lebih lanjut adalah mengenai inner child, ini juga sempat di mentioned sama Kak Jane dalam blognya. Renggangnya hubungan antara Sasita dan Ibu nya terlihat berkaitan dengan luka / pengalaman menyakitkan di masa kecil yang belum sempat terobati. Hingga luka tersebut berkembang dalam diri Sasita. Gue rasa sih, luka Sasita yang masih tertinggal memberi pengaruh cukup besar dalam kehidupannya, misalnya dari cara bersikap Sasita ketika merespons suatu masalah, terutama saat ia hendak menyampaikan sesuatu pada ibunya. Terlebih lagi, Sasita juga kehilangan orang-orang tersayang di umur belia (Kak Vania, ini gak spoiler ya). Demikian pula, pasca ditinggal pergi oleh anggota keluarga terdekat, satu-satunya yang bisa Sasita harapkan pada saat itu adalah sosok Ibu. Dimana seharusnya dapat memberikan rasa aman dan nyaman, namun tidak didapatkan oleh Sasita. 

Kalau luka yang dialami seseorang atau pada kasusnya Sasita ini gak berhasil ditangani dengan baik, dampak nya bisa kemana-mana. Salah satu dampaknya memengaruhi cara Sasita dalam berkomunikasi dan mengatasi masalah. Nanti kalian pasti bakalan tau deh ketika baca dialog interaksi Sasita dengan ibunya, disitu keliatan banget kalo Sasita kayak selalu berusaha menghindar untuk berinteraksi. Yah...pokoknya begitulah, ribet memang kalo udah menyangkut permasalahan luka masa lalu. 

Intinya hubungan Ibu dan Anak ini kompleks banget.... 

Apa yang kamu pikirkan tentang buku ini?

Jawabannya hampir sama dengan jawaban dari pertanyaan nomor 4. Melalui buku ini banyak informasi yang bisa gue catat menyangkut persoalan mengasuh anak, dan penting untuk menjalin juga membimbing anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Mengutip kalimat yang pernah disampaikan oleh siapa ya gue lupa pernah baca dimana, intinya kalimat itu berbunyi seperti ini :

Hidup merupakan sebuah rangkaian pengalaman, setiap pengalaman membuat kita lebih besar, walaupun terkadang sulit untuk menyadarinya. Karena dunia dibentuk untuk mengembangkan karakter, dan kita harus belajar bahwa kegagalan dan kesedihan yang kita rasakan akan membantu kita untuk maju.

Sama seperti yang sudah dilalui oleh Sasita :'), semua yang telah ia hadapi dalam kisahnya memiliki arti bahwa melalui pengalaman hidup, manusia dapat mempelajari banyak hal, mengenal diri lebih dalam, dan mengetahui secara sadar dengan keputusan yang telah diambil di masa itu dan berguna di masa mendatang. Sebagai catatan dan pengingat kalau ternyata kita bisa menjalani dan menghadapi masalah yang datang dengan atau tanpa bantuan orang lain. Bahkan orang dewasa juga bisa belajar sesuatu dari anak kecil ~

Dan sesuai dengan kata pembuka diawal, buku ini buku fiksi namun berisi dan begizi, banyak pelajaran yang dapat diambil namun Kak Thessa mengemasnya dengan cara yang asik sekali. Selain isi cerita yang sangat menyenangkan dan membawa angin segar, gue sangat mengapreasiasi kelihaian Kak Thessa dalam bertutur cerita. Gaya penulisannya ringan dan gak berat, justru nyaman dan enjoy selama membacanya. Alur dalam buku menggunakan alur campuran, ada beberapa bab meceritakan kisah masa lalu dan masa kini. 

Bagian apa yang paling penting atau tidak penting dalam buku?

Perasaan semuanya penting hahahaha. Mungkin bisa diubah dengan 

bagian yang paling disukai dan tidak disukai, biar gak serius-serius banget la membahas buku ini. 

Paling gue suka saat membaca tingkah lucu dan polosnya Velisa yang seringkali bikin gue ketawa-ketiwi sendiri, dan bagaimana cara Sasita menanggapinya. Paling gue inget ketika Velisa salah ngasih tau hari pengumpulan tugas sekolah, gue sampe kebayang-bayang sendiri gimana bingung dan paniknya Sasita ketika mengetahui hal itu pagi-pagi pas mau berangkat sekolah, haduhh tapi ternyata Velisa salah kasih info wkwkwkwkk, lucu banget tapi kasian juga Sasita.  

Sama satu lagi, pada halaman akhir setiap bab penulis menambahkan catatan kecil seputar pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah nya Sasita. Itung-itung, bisa berguna banget kalo tiba-tiba berada dalam situasi yang mirip dengan Sasita, kita bisa melihat dari catatan kecil ini. 


Untuk bagian yang tidak gue sukai... gak ada.  


oke segitu aja... terakhir, pertanyaan-pertanyaan diatas gue dapatkan dari akun instagram bernama @skill_reads, tapi sayangnya pas gue cek kembali, postingan tersebut udah gak ada. Mungkin ada yang mau versi asli nya, karena ada beberapa pertanyaan yang sedikit gue rombak. 



Akhir kata...terima kasih banyak untuk Penulis -  Kak Thessalivia atas karya terbarunya yang mewarnai bacaanku di bulan Oktober kemarin. Emosi gue bercampur aduk selama membaca buku ini, sampe bingung mau nulis apa lagi. Secara keseluruhan buku ini sudah memuaskan dari segi karakter, pembangunan cerita, alur, narasi, dan semuanyaaa.

Untuk teman-teman yang ingin membaca buku Semangat Tante Sasa! sudah bisa diakses melalui aplikasi Gramedia digital, atau beli buku fisiknya melalui toko buku online maupun offline. Buku ini gue rekomendasikan untuk teman-teman pembaca yang sedang mencari novel ringan namun berisi informasi seputar mengasuh anak, yang diselingi dengan kisah hidup Sasita penuh lika liku, sepertinya buku ini akan cocok untukmu ~ 

Comments

  1. Lama ga sempet blogwalking, baru ngeh ternyata Mba Reka bahas buku Semangat, Tante Sasa! ternyataa 😍. Makasii banyaak ya Mba, aku suka banget baca postingannya. Apalagi dibahas pake format2 pertanyaan gini, jadi makin seru jugaa bacanya. Makasi jg udah suka sama kisah Ve dan Tante Sasa.
    Btw, Ve yg salah hari itu emang gemesin walaupun sempet bikin Sasa kalang kabut yaa 🤣🤣 hahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Thessaaa

      Iya Kak suasana baru, anaknya bosenan juga sih😆

      Betul kan kak itu bagian favoritku, paling aku inget soalnya pasti Sasita kerepotan banget. Sama-sama Kak, aku senang mendapat kesempatan untuk membaca salah satu karya Kak Thessa :’))

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton