The Chase - Juru Kunci Duplikat Mendadak jadi Detektif (2017)



Sutradara & Penulis : Kim Heong-Seon

Producer : Hwang Sung-gil

Tanggal rilis : 29 November 2017

Produksi : AD406, Next Entertainment World

Genre :  Thriller

Durasi : 110 menit

Adaptasi Webtoon : Aridong Last Cowboy



Repost dari twitter pribadi

Pada tanggal 30 Oktober kemarin niatnya gue mau baca ulang satu buku. Eh tiba-tiba aja ketika sedang asik liat yutub muncul satu video teaser film korea berjudul The Chase. Isi yutub gue memang gak bisa deh jauh-jauh dari teaser-teaser film thriller dan kanal yutuber kayak Nessie Judje. Yaudah tuh gue liat video teasernya kan.......dan biasa aja sih sebetulnya tapi pas baca sinopsis kok kayak menarik ya. Btw film ini diadaptasi dari webtoon korea. 

Sinopsis:

Bercerita tentang seorang tuan tanah sekaligus juru kunci duplikat bekerja sama dengan seorang mantan detektif untuk mengejar tersangka pria pada kasus pembunuhan yang terjadi pada 30 tahun silam dan belum terpecahkan. 


Semakin penasaran setelah mengetahui siapa para tokoh karakter yang berkontribusi. Tuan tanah ini alias pemeran utamanya udah lansia yah mungkin sih umurnya sekitar 65 keatas. Nama aktornya Baek Yoon Sik (sebagai Shim Deok Su - Juru kunci), umur aslinya malah udah 74. Terus ada aktor senior yang pasti kalo kalian penyuka film korea (terutama misteri) pasti tau sama bapak ini >> Sung Dong Il (Sebagai Park Pyung Dal - mantan detektif). Belio memerankan tokoh sebagai mantan detektif yang nanti jadi temenan sama Deok Soo. Oke karena kebetulan kemarin juga lagi bosan-bosannya, lanjutlah gue menonton film ini. 

Kiri : Pyung Dal - Kanan : Deoksoo

Dah kan...akhirnya gue tontonlah film ini. 



Boleh gak ketawa dulu? WKWKK. Selama ini gue gak pernah nonton film thriller, pembunuhan, serial killer, apapun lah itu yang mirip-mirip, tapi malah bikin gue ketawa sepanjang nonton filmnya. Y a mapiii...Lucu banget si bapak Deok Soo, sumpah lucu banget wkwkwkwk (tolong jangan percaya kalo film ini beneran lucu) karena kayaknya emang dasar selera humor gue receh aja. Apa yang bikin gue sampe ketawa kayak gini? coba tebak... jarang kan gue ngebahas film sambil ketawa ketiwi sendiri Wkkkkk. 

Tau kan kalau orang luar juga punya aksen bahasa dan dialek dari daerah mereka tinggal, biasanya tuh ada intonasi khas yang dilontarkan. Beda orang Inggris pake aksen scottish, terus abis itu dengerin cara berbicara orang Amerika tulen, beda gak? beda sih harusnya, padahal kedua negara itu pake bahasa yang sama. Kalau dari Indonesia, misalnya orang sunda ciamis dan sekitarnya, itu halus banget kalo ngomong, intonasi nada terakhir ketika mereka berbicara cenderung turun gitu kan nadanya, pelan. Gimana yak cara mendeskripsikannya, ya pokoknya begitulah. Nah orang Korea juga sama, di beberapa daerah mereka punya aksen dan dialek yang cukup kentara. 

Terus apa hubungannya sama film ini? Salah satu alasan mengapa gue jadi ketawa melulu selama nonton film ini adalah cara ngomongnya si bapak Deok Soo. Ciri khas banget, ada aksen atau entahlah kayaknya si dialek ya, sebenernya udah sering denger dialek lewat film / drakor tapi cara pak Deok Soo memakai dialeknya ini kocak sekaliii, aku sangat terhibur dan menikmati kelihaian belio dalam memainkan perannya. Penokohannya pun bisa pas dan cocok diperankan oleh Baek Yoon Sik. Terus, kepribadian Deok Soo disini dijelaskan sebagai orang yang pemarah dan terlihat cuek padahal dia tuh peduli. Dengan wajahnya yang datar, gerak gerik tubuhnya yang kaku dan nada bicaranya yang "khas" kakek-kakek arogan, sudahlah film ini berubah jadi film komedi saja. Belum lagi saat melihat tingkah laku kikuknya Deok Soo ketika berbicara dengan wanita yang disukainya. Deoksu ssiiiii LOL. Berasa lagi liat ABG berbunga-bunga bertemu pujaan hati. 

Lanjut ya sebelum gue melantur kemana-mana. 

Setelah kasus pembunuhan 30 tahun lalu tidak terpecahkan, tiba-tiba saja kasus itu seperti "hidup" kembali. Korban tewas secara bergiliran di daerah berdekatan dengan tempat tinggalnya Deok Soo. Para korban memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu seorang lansia yang hidup sendirian, dan tidak bekerja. Awalnya Deok Soo gak percaya kalau kasus pembunuhan tersebut adalah perbuatan si pembunuh berantai yang terjadi pada kasus 30 tahun silam. Tapi, lambat laun Deok Soo mulai menyadari bahwa kasus pembunuhan ini memang mirip dengan kasus di masa lampau. Tapi sebenernya ia belum percaya betul dan masih meragukan teori yang diberikan oleh mantan detektif. Nah, suatu hari ada satu penyewa apartemen yang mendadak hilang gak lama setelah kasus pembunuhan itu terjadi. Penyewa itu kenal dengan Deok Soo, dan Deok Soo cukup prihatin dengan kondisi si penyewa, kayak ya dia tuh paling peduli sama penyewa ini. Udah dari situlah, akhirnya Deok Soo mau membantu menyelidiki kasus tersebut bersama detektif Park. 

Masuk pada pertengahan film ada satu scene yang cukup bikin gue bingung, dan kaget. "wah jangan bilang ini tipu-tipu muslihat lagi", semacam film Identity atau Forgotten yang bikin gue gemes sendiri. Tapi......oh ternyata begitu toh. 

Menurut gue film thriller kayak gini tuh udah banyak banget di pakai sebagai ide cerita sebuah film. Korea menjadi salah satu negara di mana film thriller nya sudah lumayan banyak gue tonton. Kasus pembunuhan berantai, selama 5 tahun 10 tahun 20 tahun 30 tahun atau bahkan sama sekali sampe sekarang gak ada yang berhasil menangkap pembunuh tersebut. Ajaib ya... kok bisa pembunuh selincah itu padahal hanya beraksi sendirian. 

Menariknya film The Chase selain karena unsur komedi terletak pada tokoh aktor dan karakterisasinya. Setau gue kalau untuk film kriminal thriller biasanya menggunakan tokoh utama berusia matang alias ya aktor-aktor muda atau om-om seumuran Kim Myung Min gitu kan, sebab film bergenre seperti thriller kebanyakan akan membutuhkan kekuatan fisik lebih banyak (sotoy). Nah ini film seolah ingin bilang "jangan remehkan kita para orang tua" ha ha, dosa gak sih gue ngetawain orang tua mulu daritadi. Kemudian, gue jadi teringat dengan Liam Neeson, apakabar doi udah berumur masih aja kuat lari-larian. 

Review jujur, selain karena unsur komedi dan karakterisasi, film ini gak begitu spesial untukku pribadi ya. Melihat adegan berantem di akhir gue malah kasian dan berteriak dalam hati "udah lah pak cukup...kasian saya liat bapak". tapi...oh gue terlalu meremehkan Deoksoo, gue suka dengan watak keras kepala dan ngototnya dia, dia walaupun udah menua dan hidup sendirian tapi semangat kerja kerasnya perlu di contoh. 

Lalu, elemen thrilling atau ketegangannya. Gue udah bilang tadi selama nonton gue kebanyakan ketawa. Tapi gue agak kaget bahwa film ini cukup eksplisit menampilkan kondisi tubuh para korban yang tewas. Untuk yang gak biasa, gak suka, dan gak tahan dengan darah dan potongan tubuh, sebaiknya hati-hati ketika ingin menonton film The Chase.

Jalan cerita nya sendiri cukup ringan, yang sudah terbiasa nonton film kriminal kayaknya setengah durasi film berjalan bisa menebak siapa pembunuhnya. Thriller dibalut dengan komedi menjadi nilai tambah yang menurut gue berhasil menutupi beberapa celah dalam film. Eksekusinya terbilang B aja, bukan tipikal film thriller yang bikin gue jungkir balik pengin banting layar komputer (lebay ka), gak ada twist / elemen kejutan yang bikin gue kaget banget. Berdasarkan penilaian kesotoyan gue, film ini memang murni hanya thriller-aksi, kejar mengejar antara pelaku dan detektif, menemukan identitas aslinya lalu bagaimana cara menangkap si pembunuh. Petunjuk dan daftar tersangka seolah sengaja dipersempit sedari awal, jika kamu menontonnya dengan sabar pasti bisa menemukan sendiri siapa dalang dari kasus pembunuhan tersebut. 

Terakhir. Bromance. Kok ada bromance di film thriller? Gak, ini hanya bikinan gue aja, kesimpulan yang gue buat sendiri setelah melihat tingkah laku mereka berdua. Bro mance, gak hanya untuk pria muda, ternyata disini kita bisa melihat kedekatan dan keakraban yang mulai muncul dari kedua tokoh utama. Emang sih Deoksoo tuh kayak suka tarik ulur gitu, tipe tsundere sepertinya, cuek, diem marah-marah tapi ya ngomong doang gak dimasukkin ke hati. Sering berantem tapi baikkan lagi. Pyung Dal, lebih ceria dan istilahnya mungkin positive vibes ya, kebalikan dari Deoksoo. Gue berasa kayak lagi liat film komedi persahabatan remaja, kemana mana berdua (disangkanya ada yg gak beres), kalo kesel berantem teriak-teriakan sampe saling pukul tapi abis itu makan ramen bareng. Hahahaha lucu abis. Kalo di film ini ya tidak menjelaskan detail seperti yang gue bilang, cuman memang ada adegan-adegan lucu dan gemas yang terjadi diantara bapak-bapak ini. 

udah segitu aja. Capek. Padahal nulis gak banyak-banyak amat. Abis ini mau nonton filmnya lagi. Secara keseluruhan, cukup puas dengan The Chase karena terhibur amat sangat selama melihat tingkah lakunya Pak Deok Soo. Untuk unsur ketegangan dan cerita nya sendiri, kurang greget. Dari awal sampai tamat gue udah hilang fokus duluan gara2 melihat kelucuan mereka berdua(lagi-lagi) hahaha.



Sneak peak kelucuan bapak-bapak ini. 


berbagi Jelly Bar, kurang lucu apa nih orang tua.





 

gambar : imbd.com - iniKpop.com - hasil screenshot
info seputar film : wikipedia.com 

Comments

  1. Hahahahaha dialek apa mba Reka yang dipakai sama Pak Deoksoo?πŸ˜† Kalau nonton film Korea tuh biasanya aku nemunya yang logat Busan. Ngomongnya khas banget, aku seneng banget dengernya wkwk.

    Btw iya Scottish, British, dan American accent beda-beda kedengerannya di telingaku. Paling gampang menurutku logat Amerika karena emang dari kecil udah terbiasa nonton film Hollywood di televisi kali ya jadinya lebih familiar😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin Busan ya kak..tapi gak tau juga soalnya setahu aku dialek orang Korea juga banyak macem nya ya πŸ‘€. Tapi Pak Deoksoo ini lucu banget kak πŸ˜‚. Iya sama aku juga suka dengerin logat orang sana, bawaannya kayak marah-marah gitu ya padahal engga wkkk

      Betulll...dan menurutku sih kosa kata bhs inggris orang amerika terdengar lebih familiar untuk orang yg baru mau belajar bhs inggris πŸ‘€

      Delete
  2. Kalau Korea ada dialeknya juga ya.. ahha *Baru tahu aku... Tapi ngomongin dialekk.. Dialeknya Mama Adele itu yang paling susah dan bikin hebohh.. πŸ˜‚

    Okeelahhh Libur nanti aku Tonton... Terimakasihh Mba Reka
    Lagi nungguin Eternals belum rilis2 di bioskop... Kayanya nungguin bagian itunya di sensor dlu.. haha

    Ini thrillernya nggak sadis2 amat kan ya Mba..??? wkwk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada Bayy dialeknya lucu pula, kosakata nya bisa jadi beda dengan bahasa yang biasa digunakan sama orang Korea pada umumnya :D

      Engga sadis banget Bay, tapi emang ada 2 scene (kalo gak salah) yang memperlihatkan kondisi mayat yg di mutilasi sama pembunuhnya wkwkwk

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton