Booksmovies of The Month: Chapter 11 - Cerita Juli & Agustus

Penilaian terhadap buku dan film dibawah ini bersifat subjektif karena hanya berdasarkan opini pribadi dari penulis. Bisa saja diantara daftar buku terbaca yang Reka kurang suka ternyata cocok dengan selera kamu :’)



Mengikuti BMOTM chapter sebelumnya kali ini Reka juga akan membahas beberapa buku dan film saja, bisa dalam artian; buku tidak sesuai ekspektasi dan buku paling favorit. Karena bulan September Reka gak menyelesaikan buku satu pun jadi BMOTM chapter 11 ini adalah rekap gabungan di bulan Juli & Agustus. Ada perasaan lega masih punya semangat untuk mengirim tulisan BMOTM setiap bulan. Walaupun waktu terbitnya tulisan telat banget sih πŸ‘€


Buku - Fiksi - Juli & Agustus:

Problem at Pollensa Bay (kurang cocok dengan cerpennya)

Orang-Orang Bloomington (Recommanded!)

Vegetarian (gak nyesel baca buku ini!!)

Burung-burung Kecil (bacaan yang menenangkan)

Matchpoint (gak sesuai harapan)

Mati Bahagia (ternyata gue lebih suka ini daripada The stranger)



Problem at Pollensa Bay oleh Agatha Christie 


Dalam kumpulan cerita pendek ini, tokoh-tokoh ciptaannya yang termasyhur muncul, termasuk si eksentrik Hercule Poirot dalam Bunga Irish Kuning, Parker Pyne, “spesialis ketidakbahagiaan”, memecahkan masalah cinta yang rumit dengan sangat bijak dan cerdik dalam Masalah di Teluk PollensaDalam Perangkat Minum Teh Harlequin, Mr. Satterthwaite kebetulan bertemu dengan pria paling misterius di dunia, Mr. Harlequin. Pertemuan itu mengubah acara akhir pekan di pedesaan yang tenang menjadi kesempatan untuk mencegah pembunuhan mengerikan yang dilakukan dengan cangkir teh aneka warna.


Berisi 9 cerpen yang diisi dengan 3 tokoh detektif utama, yaitu Parker Payne, Mr. Poirot dan Mr. Satterwhite. Buku ini masuk kedalam kategori Buku tidak sesuai ekspektasi berkonotasi negatif. Ada beberapa alasan kenapa buku ini tidak cocok dengan Reka,diantaranya adalah


Maaf tapi, gaya penuturan cerita dalam kumcer ini membosankan, tidak ada unsur ketegangan yang biasa didapatkan melalui novel utuh dari si penulis. Cerpen-cerpen yang hadir punya kisah beragam namun tidak ada kesegaran baru dalam kasusnya. Saat membaca bab kedua berjudul Gong kedua, rasanya terasa familiar dengan cerita lain, kisah pada bab Bunga Iris kuning cukup mendebarkan, lalu bab Perangkat minum teh cukup unik namun rasanya kisah tersebut terasa gaib karena kehadiran Mr.Harlequin yang terlihat ada dan tiada, dilanjutkan dengan kisah-kisah lain yang cukup menghibur. Tepat saat membaca di bab 8 dan 9, Reka agak kaget karena kedua kumcer tersebut benar-benar diluar ekspektasi. 


Mari sebut dua cerpen terakhir yang secara langsung mengejutkan Reka karena tidak adanya cerita kejahatan yang berusaha dibongkar oleh penulis. Alih-alih menyuguhkan cerita kriminal, penulis justru hanya mengisi cerpen dengan konflik non kriminal antar manusia pada umumnya. Terutama pada cerpen berjudul Lebih penting seekor Anjing dan Sekuntum Magnolia, berhasil bikin Reka geleng-geleng kepala. “Apa gue salah baca kumcer yaa” πŸ˜‚. Dimana letak kemisteriusan dari kedua cerpen itu? apakah cerita tersebut merupakan gaya lain dari Agatha dalam menuturkan cerita detektif? Entahlah, sebab Reka juga belum mengenal betul karya-karya beliau, mungkin teman-teman disini ada yang pernah membaca dan memiliki opini berbeda. 


Walau Reka kurang puas dengan buku ini, kumcer Problem at Pollensa Bay tetap layak untuk di telusuri. Jika kamu ingin membaca buku misteri yang nuansanya tidak membuatmu tegang, ngeri atau ketakutan, Reka rasa kumcer ini bisa dijadikan alternatif pilihanmu. 



Orang-Orang Bloomington oleh Budi Darma


Orang-orang Bloomington adalah karya penting Budi Darma. Kumpulan cerita ini merupakan salah satu karya Sang Maestro yang, berbeda dengan kebanyakan karyanya, tidak bertemakan hal-hal abstrak. Melalui cerita-cerita yang ditulis pada periode akhir 1970an ini, pembaca tidak hanya diajak menelanjangi pergolakan emosional para tokoh di dalamnya, tetapi juga menyelami berbagai permasalahan humanistik mereka dalam berhubungan dengan lingkungan dan sesama.


Ketiga kalinya membaca karya beliau, dan entah kenapa rasanya selalu sulit untuk menikmati penuh cerita-cerita yang dibawakannya. Buku ini gak bisa Reka baca dengan cepat melainkan kisah perbabnya butuh analisa dan perenungan atas apa yang bisa kita ambil dari masing-masing peristiwa yang dialami tokoh utama. 

Mungkin yang bisa reka rangkum dari ketujuh cerita pendek di dalamnya adalah bahwa manusia seringkali sulit untuk menahan prasangka dan manusia secara naluriah memiliki sifat egois yang tidak mudah hilang.. terkecuali untuk cerita berjudul Joshua Karabish, tapi gak bisa Reka pungkiri kalau tokoh dalam cerita ini pun berakhir dengan berprasangka. Namun, diluar hal itu penulis terlihat ingin mengingatkan kalau manusia normal masih punya sisi humanis yang bisa membangunkan seseorang dari bayangan prasangka buruk tersebut.


Gaya bercerita Pak Budi Darma yang sedikit absurd mengingatkan Reka dengan kekhasan tulisan Haruki Murakami yang lekat dengan kesepian dan kekosongan pada tokoh utamanya. Hampir semua tokoh Aku dalam kumcer Orang-orang bloomington tidak memiliki sanak saudara, pacar atau bahkan teman dekat. Tidak ada unsur keromantisan atau kehangatan antara tokoh Aku bersama tokoh lain. Setiap cerpen mengisahkan sebuah ironi dan pesan mendalam tentang nilai kemanusiaan seseorang, dengan gaya bertutur beliau yang sederhana tapi maknanya padat. Ceritanya nyaman untuk diikuti namun butuh ketelitian menggali makna yang disampaikan, baca satu bab berhenti lalu membayangkan kira-kira apa maksud dari kisah tersebut. 


Pengalaman membaca kumpulan cerpen yang sangat sangat berbeda dari pengalaman Reka sebelumnya, ini adalah kisah baru yang didapatkan pada bulan Juli. Reka sangat senang dapat menemukan kumcer epic di tahun 2021. Memang tidak perlu ragu lagi memutuskan kumcer OOB sebagai kategori buku paling favorit bulan Juli.  



Vegetarian oleh Han Kang


Novel laris ini mengisahkan jalinan cerita yang kuat, mencekam, sekaligus indah meski menyiratkan kepedihan. Kim Yeong Hye, seorang perempuan biasa, berubah perilakunya setelah menjadi vegetarian gara-gara diganggu mimpi buruk berkepanjangan. Obsesi menjadi vegetarian ini membuat hubungannya dengan sang suami bermasalah. Namun, obsesi itu berkembang makin ganjil hingga membuahkan beragam kisah mencekam dalam buku ini dan berujung pada peristiwa-peristiwa tak terduga.


Funfact, Reka sempat terkena efek hangover setelah menyelesaikan novel ini. Beberapa minggu masih terbayang-bayang dengan ceritanya, mencari buku yang serupa. Mau baca karya Han kang yang lain berjudul Mata malam tapi belum kesampaian. 


Apa yang ingin Reka ceritakan sudah tertuang semua lewat segmen Bahas buku Vegetarian bulan Agustus lalu. Buku ini, sesuai dengan apa yang disampaikan deskripsi diatas, ceritanya begitu kuat, mencekam sekaligus indah. Siklus perubahan Young Hye yang terbilang drastis menyiratkan arti kepedihan. Bermula dari sebuah mimpi buruk, keputusannya menjadi Vegetarian, sampai berakhir pada keinginannya menjadi Pohon. 


Lewat kisah Young Hye pembaca akan diperlihatkan serangkaian siklus perubahan mental dan fisik yang dialami Young Hye pasca menjadi seorang Vegetarian. Renggangnya hubungan Young hye dengan keluarga dan suami. Peristiwa ganjil bersama kakak iparnya, dan juga kilas balik bagaimana hubungan Young Hye bersama In hye. Semua terangkum dengan apik dan mempesona. 


Akhir kata Reka sudah kehabisan kata-kata untuk memuji buku yang satu ini. Semakin ganjil memang semakin dibuat penasaran. Dengan kata lain, Vegetarian juga termasuk ke dalam Buku paling Favorit periode Juli-Agustus.



Mati Bahagia oleh Albert Camus

Melalui pemuda seperti Patrice, protagonis novel ini, pembaca akan mengenali Camus muda—kegemarannya akan pantai, matahari, dan tanah kelahirannya Algeria, relasi romantiknya dengan para perempuan, kebutuhannya akan mereka sekaligus keberjarakannya, usaha alienasi yang intens ia lakukan sebagai seorang petualang yang menempuh perjalanan di Eropa Tengah. Novel ini, pula, menunjukkan keintimannya dengan kematian, yang menggetarkan, dan menggambarkan bagaimana seseorang menempuh hidup untuk mencapai kematian yang ia kehendaki.

Novel ini sarat dengan filosofis tentang kematian dan kebahagiaan bahwa kematian dan kebahagiaan adalah dua elemen yang saling terhubung. Begitu juga dengan kehidupan. Rasa takut akan kematian sama dengan rasa takut akan kehidupan. 

Jujur saja gak bisa nulis banyak soal buku ini, setelah di pikir kembali memang ternyata Reka lebih menikmati kisah Mersault pada novel A Happy Death, karakternya terasa hidup, dimana Mersault lebih banyak berbicara disini ketimbang Mersault dalam novel The Stranger. Pada novel ini Reka seolah diajak untuk ikut mendalami apa yang Mersault rasakan, tenggelam dalam kesendirian, dan kehampaan. Mersault yang tak ingin mencintai dan dicintai, bahkan oleh sahabat dan kekasihnya sendiri.


Ada maksud dan tujuan atas tindakan yang ia lakukan. Alienasi Mersault hendak menemukan kematian dan kebahagiaan dengan cara yang ia kehendaki. Perjalanan menuju Eropa tengah menemukan dirinya pada pertanyaan-pertanyaan soal bagaimana pandangan Mersault mengenai kehidupan, mengenali kebahagiaan melalui cara pandang yang berbeda dari orang lain pada umumnya. 


 

Secara halus novel ini kayak ingin menunjukkan pembaca bahwa mati dengan cara yang manusia inginkan itu ya bisa aja, tapi Reka akhirnya kepikiran pada satu kesimpulan. Apakah makna perjalanan Mersault disini mengarah kepada tindakan suicidal? Mengingat perilaku dan pandangan Mersault pada kehidupannya sendiri seolah sudah terputus dan hilang harapan. Pun keberhasilannya dari tindakan akhir yang ia lakukan pada kawannya, karena ternyata setelah bisa mendapatkan segala nya ia tetap merasa sulit untuk mengerti arti dari kebahagiaan dan rasa bahagia itu sendiri.


Novel ini memang tidak memiliki cerita yang panjang namun kisahnya Mersault rumit banget, banyak yang ingin dibahas sampe bingung sendiri. Bicara soal kematian dan kebahagiaan mungkin menjadi  dua topik yang akan dihindari untuk dibaca orang. Udah pusing sama masalah hidup pribadi eh di suguhi cerita yang kayak gini tuh rasanya pening wkwkw. Baca buku klasik sastra emang harus ada temen diskusi sih setidaknya baca resensi atau bedah buku terkait. Secara keseluruhan Reka dapat menikmati kisahnya berkat gaya penulis dalam meramu diksi dan narasi yang sangat poetic, indah walaupun terasa menyedihkan.



Film - Anime - Juli & Agustus


The Revenant (7.8/10)

Haikyuu season 4 part II (10/10)

Moriarty the Patriot (7.8/10)

A Tale of Two Sisters (7.8/10)

The Upside (7.5/10)


Dari keseluruhan film dan series yang Reka tonton cuman satu yang bikin Reka gembira dan puas. Bukan berarti tontonan lainnya gak bagus, cuman rasanya kayak ada yang kurang aja atau emang lagi males bikin ulasan tentang film hahaha. Berdasarkan lima daftar tontonan diatas, hanya Haikyuu yang paling memikat perhatian Reka.



Haikyuu season 4 part II


Tanpa pikir panjang anime ini Reka kasih rate 10/10⭐️. Sejak nonton haikyuu jaman kuliah dulu udah langsung ngefans dan suka banget sama ceritanya. Melanjutkan part I, kisah dari tim Karasuno melawan sekolah favorit Inarizaki. Sensasi greget dan mendebarkan ada di setiap episode, apalagi kalo lawan mainnya juga nendang. Paling epic pas si kembar Atsumu dan Osamu beraksi dengan kemahirannya dalam bermain voli dan berhasil bikin Duo kombi Hinata-Kageyama jengkel. Gemes tapi bikin kesel juga liatnya karena kelihaian sumu samu dalam menggunakan taktik untuk mengecoh lawan. Aku nyaris ngefans dengan mereka. 

Sejauh ini Haikyuu memang gak pernah mengecewakan sih, ada aja momen lucu yang muncul dari setiap karakter, dan anime ini bukan anime yang perlu kalian tonton dengan serius. Reka gak pernah ragu merekomendasikan Haikyuu untuk teman-teman yang baru ingin mengenal dunia anime :D



A Tale of Two Sisters

Bercerita tentang dua orang kakak beradik baru saja pulang dari rumah sakit dan diantarkan kembali ke rumah oleh Ayahnya. Kehidupan mereka di rumah tidak lebih bahagia dibanding kehidupan mereka di rumah sakit. Kedua saudara tersebut terpaksa tinggal bersama ibu tiri yang kejam. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka dan sang ayah tidak bisa berbuat banyak. Tanpa disadari setelah kepulangan kedua gadis itu kejadian-kejadian aneh sering muncul. Ibu tiri mereka tidak bisa hanya diam, ia mengambil sebuah tindakan untuk mencari tau apa yang sebetulnya terjadi. 
 
Sebagai penyuka film thriller, kayaknya sayang kalo melewatkan film yang satu ini. Kalau kamu bosan dengan film horor yang cuman bikin kaget karena atraksi jump scarenya, sudah saatnya kamu mulai beralih dengan mencoba film-film psycho thriller yang memusatkan ketegangan di dalam otak, karena bukan hanya jantung yang dibuat berdebar-debar tapi dalam film bergenre seperti ini Reka rasa otak kita akan disuruh bekerja lebih keras. 


ooo

Perjalanan membaca Reka di bulan Agustus-September terbilang mengecewakan. Terutama di bulan September...yang mana pada bulan itu Reka lebih banyak menonton ketimbang membaca. Reka juga masih berusaha untuk tetap update bulanan BMOTM, untuk bisa konsisten menulis ternyata butuh usaha yang lebih dari sekedar berencana.

Akhir kata, sepertinya blog Haloreka akan menjadi blog yang berfokus untuk membahas seputar buku dan film. Label lain yang tidak terikat dengan kedua elemen ini sudah Reka hapus. Pada keputusan akhir yang Inshaallah dimudahkan ingin membangun blog Haloreka menjadi blog berisi catatan tentang buku dan film, ala kadarnya, formal semiformal atau menulis sebebas-bebasnya. 




*Info lanjut tentang perjalanan Reka bersama buku-buku bacaannya? Kunjungi langsung akun Goodreads dan The Story Graph dengan username @hllreka :)

*Yuk berkenalan dengan klub buku BSK yang baru saja lahir di bulan September. Cek info detail melalui postingan ini Tentang Klub Buku BSK

Comments

  1. Wuiih ternyata novelnya Agatha ada juga ya yang ga sesuai ekspektasi. Tapi aku pun pernah mengalami kaya gitu saat baca novelnya yang The Clocks (Mayat Misterius). Sampai detik ini novel itu belum kelar-kelar juga dibaca wkwkw Habis lebih tergiur baca novelnya Pierce Brown sih 🀣

    Haikyuu ini banyak bener yang bilang bagus. Entah manganya atau engga anime. Jadi kepo juga. Reka kalo nonton anime gini di mana biasanya?

    Waaah A Tale of Two Sisters kok rasanya kaya pernah denger yaak. Pan kapan coba nonton juga deh...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada beberapa sebab kenapa kumcer ini gak cocok di aku kak wkwkk..sayang sih. Pierce brown ini novel misteri juga kah? πŸ‘€

      Haikyuu aku nonton di iQiyi kakk, disana lumayan cepet update soal animenya ^^

      Delete
    2. Bukan misteri, tapi lebih ke action survival gituu dan politik hehe

      Oh di iQiyi, apps gitu ya?

      Delete
    3. Betul kak iQiyi itu aplikasii😁

      Delete
  2. Aku malah baru tahu kalau AC juga keluarin kumcer 🀣. Mungkin karena lebih terbiasa menulis novel, jadi waktu menulis kumcer rasanya kurang greget karena cuma bisa menulis sedikit, nggak sepanjang novel untuk 1 kisahnya #sotoy wkwkwkwk
    Orang-orang Bloomington ini aku ingat banget sempat banyak yang baca beberapa bulan laluuu. Kalau dari yang aku tangkap, kumcernya termasuk berat ya Kak? Diksi yang digunakan sulit kah? Atau memang karena ceritanya yang nggak biasa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar seperti kata Reka, mirip-mirip Murakami yang absurd, terlebih tentang cerpennya yang panjang banget. Mungkin kamu bisa cocok, Li.

      Cara berceritanya sih cukup mudah dipahami. Diksinya asyik juga. Hanya saja, tokoh-tokoh di kumcer Orang-Orang Bloomington sebagian besar kayak sakit jiwa gitu. Psikologisnya macam terganggu. Pembaca yang enggak terbiasa melihat karakter semacam itu di kehidupan nyata, pasti berpikir mereka ini sakit. Setidaknya, begitulah yang saya tangkap. Atau bisa jadi, Pak Budi Darma hanya mencoba mengupas sisi gelap manusia, hingga yang paling dalam. Haha.

      Delete
    2. Waktu itu saya baru baca awalan Mati Bahagia, terus enggak jadi baca karena apa, ya? Kayaknya efek lagi gandrung Bolano, sih. Hahaha. Kalau kamu bilang lebih suka yang itu ketimbang Orang Asing, sepertinya nanti mau saya coba lanjutin deh kalau tumpukan daftar bacaan saya udah beres semua.

      Sejak setahun lalu menunda nonton anime Haikyu karena terus terang, kurang suka sama voli. Apalagi saya anaknya lebih doyan genre aksi, komedi romansa, irisan kehidupan, dan pertulangan gitu ketimbang olahraga. XD Tahun depan kali ya coba jajal. Siapa tau seru juga kayak Kuroko no Basket.

      Delete
    3. @Lia : sependapat sama Kak Yoga..diksi nya justru enak diikuti Lii, ceritanya engga biasa sih memang. Kekuatan kumcer ini mungkin ada di setiap karakter yang hadir. Apa yang mau aku sampaikan sudah terwakili oleh pendapat Kak Yoga 😁

      @Kak Yoga : Saya lebih menikmati cerita Mati bahagia karena diksi dan pembangunan ceritanya yg menurut saya lebih sendu dan poetic. Bahkan ada beberapa kalimat yg bikin saya termenung dan ngerasa terhubung /*waduh. Semisalnya nanti udah selesai baca saya juga kepengin tau pendapat Kak Yoga soal novel ini πŸ‘€

      Berhubung Kak Yoga suka komedi kebetulan Haikyuu juga penuh dengan komedi haha. Siapatau nanti bakalan cocok ~

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton