Tentang Menulis oleh Bernard Batubara


Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : Tanda Baca
Editor : Ageng Indra
Cetakan Pertama: Juli 2019
75 halaman


Blurb :
Saya ingin menjadi penulis. Itu jelas karena pertanyaan tersebut sudah muncul di kepala saya semenjak usia belia. Namun, pertanyaan yang lebih penting untuk diajukan ke diri sendiri adalah : ingin menjadi penulis yang seperti apakah saya?

Ulasan isi Buku
Buku ini berisi 11 cerita non fiksi. Tentang Menulis bukan buku yang memaparkan cerita bagaimana proses kreatif Penulis selama menulis sebuah buku. Melainkan gambaran seperti apa jika kalian ingin menjadi Penulis. Disampaikan oleh bang Bara dengan apik dan santai, isi di setiap BAB nya membicarakan bagaimana profesi penulis di dunia nyata, mengapa mau jadi penulis, apa artinya menjadi penulis, juga sedikit tips yang dibeberkan bang Bara persoalan Personal branding dari seorang penulis atau yang ingin mencoba menjadi penulis.

Secara konteks buku ini dituliskan dengan sesantai mungkin oleh Penulis, seperti ngobrol sama temen tapi tetap berbobot. Ada beberapa bagian dari isi buku yang menarik perhatian saya, misalnya saja pada bagian Blurb buku, pertanyaan yang disampaikan bang Bara ingin menjadi penulis seperti apakah saya? Pertanyaannya sederhana tetapi membuat jeda yang cukup lama untuk saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut.

Dan pertanyaan itu bisa kalian renungkan setelah membaca buku ini, terutama pada bab yang membicarakan tentang Apa artinya jadi Penulis. Pembahasan dari bab ke bab akan mengerucut dan cukup mendalam melalui pertanyaan atau pernyataan yang selama ini mungkin sering di dengar banyak orang atau para calon penulis itu sendiri. Misalnya saja: Gimana caranya mendapatkan ide cerita? Gimana caranya menulis yang bagus dan bisa dibaca banyak orang? Dari mana datangnya inspirasi atau gagasan? Apa yang harus saya lakukan kalau tulisan saya ditolak berkali kali oleh penerbit? Saya ingin menjadi penulis….karena..apa, tapi..karena..?

Ada satu bagian cerita yang membuat saya bisa menghubungkan dengan kejadian yang saya alami 2 tahun yang lalu. Saat saya mensubmit tulisan fiksi pertama saya di platform Wattpad, saat memposting cerita tersebut, sering terbesit di dalam benak saya “apakah cerita yang telah saya buat sudah cukup layak untuk dibaca oleh banyak orang? apakah tulisan saya sudah memenuhi standar sebagai seorang yang mencoba coba menjadi penulis (amatir)?”

Lalu saya jadi tahu setelah membaca salah satu bab di buku ini, yaitu bagaimana kita dapat mengolah, mengelola dan membentuk sebuah gagasan idea yang layak dikonsumsi oleh pembaca & masyarakat diluar sana. Kuncinya adalah : ada pada diri dan kemampuan kita dalam mengelola semua hal yang berhubungan dengan tulis menulis. Mulai dari citra diri, latihan menulis, banyak membaca, banyak mengamati, dan lain lainnya.

Kesan dan Pesan dari Keseluruhan Buku
Saya jadi selalu ingat setiap saya ingin menulis bahkan menulis sebuah ulasan buku, seringkali saya mengacaukan pikiran sendiri dengan “bagaimana cara nya menulis ulasan buku yang bagus dan enak dibaca, supaya orang orang yang baca betah liat tulisan saya, supaya orang balik lagi ke tulisan saya, supaya saya diingat sama para pembaca, supaya…supaya supaya supaya..supaya”

Nah, dari buku ini juga saya senang sekali bisa mendapatkan titik terang untuk menjawab pertanyaan pertanyaan bodoh saya yang kadang tidak terkontrol, mungkin buku ini akan menjadi penyemangat saya di kala mentok dengan Tulisan saya. Penuturan bang Bara, selama mengikuti akun medsosnya saya memang langsung tertarik dengan karya karyanya, gaya tulisannya itu to the point, langsung kepada inti, dan dengan contoh konkret yang nikmat untuk dibaca. Sebagaimana yang sudah saya bilang, semacam lagi ngobrol sama teman sendiri, dan itu yang menjadi kelebihan dari buku “Tentang Menulis”. Juga, di dalam nya tidak ada typo / kesalahan penulisan kata, atau kalimat, buku nya yang kecil cocok dibawa saat bepergian. Namun jangan mengarapkan jika buku ini diisisi ramuan proses kreatif penulis selama menulis buku bukunya.

Pesan yang didapat : 
Banyak sekali……
Salah satu nya, ada pernyataan yang sekiranya ngena buat diri saya sendiri. Saat bang Bara mengatakan di dalam buku ini, kalau berpikir berbeda dengan kebanyakan mikir. Well, kadang kadang atau malah keseringan, kita yang sedang menulis sebuah karya kebanyakan mikirin pertanyaan yang malah membawa kita menjadi molor melanjutkan tulisan. Saya sih sering banget ngerasain ini.

Tapi sang Penulis kembali menekankan bahwa kenyataan di lapangan tidak semudah dengan kita mengetik diatas laptop, semua yang harus dijalani oleh orang orang yang bermimpi menjadi penulis harus memikirkan sendiri bagaimana caranya, apa saja cara nya. Terutama di zaman teknologi sekarang ini, tidak layak memberi alasan lagi bahwa tidak bisa menyalurkan bakat melalui berbagai macam media.

Menulis bukan hanya sekedar menjadi penulis, namun juga terikat dengan mengemukakan pemikiran gagasan dari proses ide kreatif untuk menghasilkan tulisan yang lebih baik di kemudian hari.


Sebagai penutup
“kenapa kamu mau jadi penulis?”

Comments

  1. Entah, kalo saya pribadi mungkin lebih pada hal pengungkapan pendapat, karena ada beberapa orang yang senang mengemukakan pendapatnya secara tidak langsung dengan cara menyalurkannya lewat tulisan atau mungkin juga menjadi penulis mempunyai harapan besar bahwa apa yang kita baca, apa yang kita dapet kita pengen berbagi sama orang lain dengan cara lewat tulisan :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo. Terima kasih sudah mau berbagi di blog Reka :> semangat terus menulisnya ya

      Delete
  2. Kebanyakan mikir saat menulis itu aku banget ): makanya nggak ada satu pun draft fiksi yang selesai karena racun yang satu ini. Terlalu sibuk bertanya akhirnya karya terhambat ya. Pikiran yang sering muncul di kepalaku "am I good enough writing this story?", "does anyonce care about what I write?", gitu aja terus hiks

    Terima kasih untuk review dan reminder-nya, ya! 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. kak jane lagi nulis fiksi? sama banget kak kayak aku, draft fiksi cuma nyampe 5 halaman. Dan gak menarik sama sekali pas aku baca ulang. ujung-ujungnya jadi males lanjutin.

      nah pemikiran itu tuh mesti di singkirkan perlahan :) berdebat sama pemikiran sendiri malah kadang lebih susah buat dihadepin kak.

      You're welcome kak jane!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton