Rumah Lebah oleh Ruwi Meita


Penulis : Ruwi Meita
Penerbit : Bhuana Sastra  
Cetakan Pertama: 2019
ISBN : 978-623-216-484-0
281 halaman

Blurb :
Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang.

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan 6 orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa
Spanyol dengan Abuela, dan si kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.  

Siapakah sebenarnya 6 orang asing
yang selalu dibicarakan Mala? Rahasia apakah yang dimiliki oleh enam orang asing tersebut?

Kilas balik gue tertarik dengan buku ini
Karena penulisnya adalah Ruwi Meita, salah satu penulis lokal bergenre misteri triller favorit Reka. Gue suka dengan pemilihan tema cerita, alur, karakter tokoh, bahasa yang digunakan, dan semua nya, intinya gue merekomendasikan novel novelnya mba Ruwi (walaupun baru baca 2 novelnya).

Ulasan isi Buku
Dimulai dengan adegan prolog, mengantarkan pada beberapa ciri aneh yang terjadi oleh Mala. Prolog yang sederhana namun memikat perhatian. Pembaca akan dibawa pada kekhawatiran Nawai dan Winaya terhadap Mala, sebab anaknya seringkali mengucapkan hal / percakapan aneh saat bersama mereka.

Tokoh sentral disini adalah Mala (anak dari Nawai dan Winaya). Mala baru berusia 6 tahun yang memiliki bakat unik dan intelektual yang memukau, bacaan favoritnya adalah buku ensiklopedia. Mala digambarkan sebagai anak yang pendiam, serius, jarang tersenyum, malahan bertingkah seperti orang dewasa. Ia memiliki sahabat dekat, yaitu Wilis, dan Dizzel (boneka beruang). Mala tidak cocok untuk bisa memiliki teman yang seumuran dengannya, misalnya saja saat ia kedatangan seorang anak dari kerabat Nawai, yang terjadi malah perselisihan, karena menganggap Mala sebagai anak yang aneh dan tidak bertingkah seperti anak-anak pada umumnya. Bukan hanya beberapa orang saja yang menyetujui penilaian tersebut, kedua orang tua Mala juga sependapat. Bahkan ia bisa berbahasa Spanyol tanpa ada yang tahu siapa yang mengajarkannya pada Mala.
Seribu kelelawar menyerang Mama Seribu kegelapan menyerang Ayah Di mana lilinnya? Lilinnya menyala di mata yang terbuka Tetapi, sayang sekali mereka tidak punya mata

(Puisi yang dibuat Mala, aseli ini serem banget)

Kehidupan keluarga Winaya dan Nawai bisa dibilang harmonis, dilengkapi dengan anak mereka yang unik. Kehidupan mereka menjadi sedikit terganggu karena Mala sering terlihat berbicara dengan orang asing yang tidak pernah dikenal dan dilihat oleh orang lain. Selain itu, Mala tidak berbohong tentang "teman-teman" tersebut, ia menganggap bahwa 6 orang in memang ada, bahkan mala juga menjelaskan bahwa mereka semua memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. 
 
Waktu demi waktu, rumah mereka mulai dijejali dengan peristiwa aneh dan tidak biasa, korbannya adalah Nawai (Ibu Mala), yang saat itu sedang berada di ruang khusus lukisnya. Ia menemukan sebuah lukisan yang tidak pernah diketahui siapa pelukisnya.

Klimaks dari novel ini mulai muncul ketika beberapa kali Nawai menemukan peristiwa ganjil dan semakin janggal pada dirinya. Nawai semakin khawatir dan tidak bisa berhenti berpikir hingga mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka. Tidak hanya sampai disitu, kehidupan Nawai dan hal-hal janggal lainnya mengekor di sepanjang jalan cerita novel Rumah Lebah. Titik fokusnya mulai meluas, hingga mengelupas dan menyoroti bahwa kenyataannya bukan hanya Mala yang aneh.

Kesan dan Pesan dari Keseluruhan isi Buku
Kesan pertama adalah buku ini mengesankan dari segi tema cerita dan tokoh Mala sebagai penarik perhatian bagian pertama. Gue bisa mengerti kenapa penulis akhirnya memutuskan “rumah lebah” sebagai judul novelnya. Kesan kedua adalah, bahasa yang sangat mudah dimengerti dan tidak bertele tele, tidak banyak metafora atau apapun itu, sepertinya sudah menjadi keunikan dari Mba Ruwi. Gak lupa juga bagaimana sang penulis menyajikan porsi cerita di setiap karakter yang menjadi kisi-kisi dari permasalahan pada tokoh utama. 

Setelah selesai baca buku ini gue berpikiran kalau cover bukunya menampilkan gambar yang bersifat plot twist (ini hanya penilaian saya aja). Tertinggal beberapa pertanyaan yang jawabannya masih menjadi misteri. Salah satunya; kenapa Nawai bisa jadi seperti itu?? Hmm... karena gak mau buka spoiler disini intinya, baca lah buku Rumah Lebah kalau kalian suka dengan cerita yang tidak tertebak endingnya. 

Pesan yang didapat : 
Novel ini sebetulnya memiliki pesan tersurat yang menjelaskan luka pada trauma masa lalu yang akhirnya memengaruhi kehidupan seseorang di masa masa yang akan dilalui. Luka yang membekas perlahan akan tumbuh dan bangkit jika penderita tidak melakukan tindakan penyelesaian pada masalah yang dialami. Seperti pada novel ini, gue gak mau spoiler, tapi pada intinya novel Rumah Lebah bercerita tentang seseorang yang terjebak di dalam rumahnya sendiri.

Jadi apa inti pesan yang didapat?
Be aware of yourself. Hahaha lagi lagi, dan ini
gue petik dari salah satu bagian dalam novel

Awal dari segala Kejahatan adalah keserakahan, dan awal dari kegilaan adalah Ketersiksaan (hlm. 59)

Comments

  1. wah jd pengen baca yg ini jg nih nis, seru gitu keknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai kak ria!! Aku sampe lupa bales hehe. Kalo bukunya mba ruwi meita aku tidak meragukan lagi cerita nya kak. 🤓

      Delete
  2. hai! terima kaish banyak yaa reviewnya, jadi penasaran sama ceritanya nih, tenang, udah masuk wishlistku kok, wkwk jan lupa berkunjung ke blogku, Nis^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sharing ya din kalau udah baca juga hehehe. Sip terimakasih juga udah baca kesini lagi ya, aku nungguin review update buku terbaru dari kamu nih 😁

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton