Nulis itu dipraktekin! oleh Tim Wesfix


Penulis : Tim Wesfix
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan Pertama : Februari 2014
ISBN : 978-6022-513-957
160 halaman


Blurb:
Menulis itu mudah, menyenangkan, dan tentu bisa dipelajari. Bukan dengan teori-teori atau duduk di sebuah seminar, tapi dengan … “DIPRAKTEKIN”. Dengan halaman full-color dan gaya penyampaian yang serba visual, serta pembahasan yang singkat-padat, anda akan merasakan perbedaannya. Buku ini tidak sekedar membuat informasi anda bertambah, tapi juga akan membuat anda tersenyum, terperengah, sekaligus manggut-manggut.

Asyik dibaca! Sikat buku ini terutama buat anda: Remaja, pekerja kantor, manajer, entrepreneur artis, penulis dan semuanya yang tertarik untuk menjadi PENULIS.

***

Sebelum lanjut gue masuk ke pembahasan ringan, siapakah Tim Wesfix itu sendiri? Tim Wesfix adalah kumpulan dari beberapa penulis yang memiliki aspirasi untuk membagi ilmu. Anggota nya tidak dijabarkan dengan jelas, yang pasti Tim wesfix ingin memberikan informasi yang disajikan secara sederhana namun enak dibaca. Tema-tema yang dibahas adalah tema yang kiranya berhubungan dengan humaniora dan kreativitas.


Kilas balik gue tertarik dengan buku ini
Gak sengaja ketemu di iPusnas. Waktu itu lagi nyari bukunya bang Bernard Batubara, eh judul buku “Nulis itu dipraktekin” tiba-tiba muncul di kolom Recommendation books paling bawah, yaudah langsung gue buka. Awalnya, udah pasti gue cari dulu bagaimana review dan ulasan dari orang-orang tentang buku ini, ternyata lumayan bagus .. dan ratingnya udah sampe 3.5 (via goodreads) . Well, gue coba untuk baca bukunya.

Ulasan isi Buku
Cukup jelas, padat, ringkas dan To the Point.  Dari 149 halaman yang tentunya adalah isi dari buku, menurut gue cukup memuaskan. Isinya di bagi jadi 10 Bab dan di pecah menjadi beberapa subbab di setiap babnya. Pada BAB I dengan judul mengapa harus “nulis”,  menjelaskan bahwa apakah kita/kalian benar-benar ingin menjadi seorang Penulis? Bagaimana kegiatan menulis itu dapat menjadi sebuah keuntungan bagi seorang yang gemar menulis, dan dibalik alasan kita masing-masing dalam menulis, apakah sebuah Passion itu benar-benar ada?

Lalu pada BAB II & III dengan judul Test your Passion dan Siapkan di meja anda adalah sebuah pembukaan yang cukup berisi untuk mengawali pilihan dan urusan passion kita sebagai penulis,membiarkan diri kita bekerja keras untuk tulisan kita, koreksi-revisi-sampai larut malam, dan tak lupa juga apa saja yang mesti kita siapkan jika ingin mulai menulis sebuah buku. (such as dictionary,thesaurus, do research, etc)

Pada Bab IV - tamat , buku ini menjelaskan runut dari awal tentang menangkap ide, memulai karya, menjaga konsistensi menulis, memasuki penghujung cerita, menghadapi writer’s block dan adapula informasi tentang penerbitan. Yang jelas penjelasan di dalamnya benar-benar terfokus untuk kalian yang ingin memulai karir sebagai penulis.

Terlepas dari Isi, yaitu desain, penempatan tulisan, info penelitian, dan yang berhubungan dengan visual dalam buku ini sederhana namun menarik, karena terdapat riasan warna pada latar belakang di dalam isi buku dan beberapa gambar supaya gak bosan saat membaca, maksudnya seperti ini guys….

google.com

Kesan dan Pesan dari Keseluruhan Buku
Well. Buku ini cukup membantu gue dalam “menyadarkan, menggedor dan memberi dorongan paksa” dalam hal tulis menulis. Banyak catatan-catatan kecil terlampir sebagai pengingat bahwa menulis bukan sesuatu yang INSTAN dan memang Mudah namun membutuhkan PASSION –KEDISIPLINAN & KETANGGUHAN. Apakah ada jiwa yang terpanggil untuk menulis?

Passion, berkorban untuk hasil atau pengalaman? semisal kita capek-capek nulis agar di lampirkan di suatu portal berita/website khusus, tapi kita gak dapet bayaran langsung, dan harus menunggu berbagai macam peraturan dan prosedur, jika pekerjaan menulis bukan merupakan passion kita, kira-kira apakah kita bakalan lanjutin pekerjaan itu? rela begadang, rela berdiam diri di kamar berjam-jam demi ketidakjelasan yang kelabu.

Kedisiplinan, kita harus memaksa diri, mau gak mau, suka gak suka, punya jadwal rutin untuk menulis, entah sebelum tidur, sehabis berolahraga di pagi hari, kita yang tentuin waktunya dan kita juga yang harus melakukan jadwal menulis dengan rutin, waktu bergulir dengan cepat, kalau gak disiplin dari diri sendiri, tulisan kita bakalan molor terus, kita yang harus tanggung jawab dengan Tulisan yang sedang dibuat.

Dan ketangguhan. Stephen King, penulis ternama dan terkenal sejuta umat ini, tidak langsung begitu saja memiliki Ketenaran berkat karyanya. Stephen mengalami penolakan puluhan kali dari bermacam-macam penerbit, tetapi beliau gak patah semangat dan dengan tangguh menghadapi segala penolakan, dan sebaliknya, semenjak kejadian penolakan-penolakan,  beliau memilih untuk lebih giat belajar dan memperbaiki perkara dalam karyanya.  Ada kalimat menohok yang keluar dari Stephen King kepada mereka dan kalian yang ingin jadi Penulis.

“Jika selama satu minggu tidak ada satu pun buku yang anda baca dan satu tulisan pun yang anda buat. Lupakan cita-cita anda tersebut”

Seriously, gue setuju sama perkataan beliau, walau menusuk. Gampangnya, bagaimana kita mau menulis kalau tidak ada satu pun sumber bacaan yang kita baca, baik itu jurnal/pun buku. Apakah kita hanya akan terus melongo di depan layar computer? Dari mana kita mendapat insipirasi? Memang betul inspirasi atau idea bisa di ambil dari mana saja, tetapi apa faktor utama yang mendukung idea dan gagasan kita? Tetap lah  Buku, ya bacaan , referensi. Dan idea-idea tersebut sebaiknya segera dicatat agar tidak lenyap begitu saja.

Pesan yang didapat
Yang telah gue sampaikan panjang lebar diatas. Dari buku Nulis itu dipraktekin, gue mendapatkan cukup banyak pelajaran dan pengetahuan baru. Terutama persoalan Passion itu sendiri, bagaimana penulis bisa menangkap gairah, merangkap idea cerita, memprosesnya ke dalam tulisan, dan berbagai proses lainnya. Beruntungnya, kita juga mendapatkan Tips sederhana / langkah-langkah persoalan tulis menulis. Yah gue berharap Tim Wesfix bisa melebarkan tulisannya seputar Literasi & humaniora yang lebih mendetail.

Oh satu lagi, buku ini terbukti emang cocok (cocok buat gue) dibaca bagi kalian yang gak suka buku bacaan yang monoton, isinya di selingi dengan gradasi latar belakang halaman berwarna dan beberapa gambar, supaya lebih menarik. Selain Nulis itu dipraktekin, masih banyak lagi daftar buku dari Tim Wesfix yang bisa memenuhi list bacaan di waktu luang, dibaca sambil ngopi lebih enak, atau baca bareng sama temen dan mendiskusikan bersama lebih mantap, biar ilmunya juga bisa di bagi-bagi :’) Anyway, seperti biasa, gue masih menggunakan iPusnas sebagai aplikasi untuk membaca gratis, hehe. Yuk download aja langsung aplikasinya! >> iPusnas




sumber : google & pexels.com

Comments

  1. Semua hal baik itu memang bagus kalau dipraktekin ya hahaha.
    Saya seringnya dengar hal tersebut saat berbisnis, tapi setelah nggak lagi bergelut di dunia bisnis, ternyata ilmu itu dipergunakan di semua bidang.

    Ilmu parenting, ilmu kehidupan , ilmu ini itu, nggak ada gunanya kalau cuman kita baca dan pahami.
    Prakteklah.
    Mulailah menulis, dan konsisten.

    Keren ya bukunya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kak. Banyak membaca dan banyak mempraktikkan, salah satunya berguna bgt untuk yg cita2nya jadi penulis ^^

      Delete
  2. Jlebbbb! Quote-nya Stephen King yang itu ngena banget! Bakal aku simpen untuk pengingat kalau mau jadi penulis, nggak sebatas "ingin" tapi harus dilakukan dengan konsisten ya.

    Mau cari bukunya ah, nggak terlalu tebal juga ya isinya. Thank you review-nya! (:

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, jleb tapi emang bener banget, dan kerasa efeknya kalau jarang baca, mau nulis sesuatu jdi kaku :'( hehe sama2 ya kak

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton