DAY 13 - Describe One Underappreciated Book Should Read
Mengingat preferensi buku bacaan orang juga beda-beda. Jadi gue tidak ingin memakai embel-embel tambahan “Everyone should read”. Dan juga harus gue tambahkan bahwa buku yang akan gue bahas ini bukan karena underappreciated oleh sebagian orang, selain itu setiap buku punya pembacanya masing-masing. Dan sama halnya dengan karya lain. Tema kali ini kayaknya kurang cocok buat gue pribadi π
Ada satu buku yang mau gue kenalin kepada pembaca dimana buku ini mungkin jarang dibahas dan masih sedikit yang tau atau yang mau baca. Buku ini gue baca tahun lalu, gak sengaja lagi cari buku yang menenangkan hati. Ternyata nemu satu novel lokal dan gue tertarik karena melihat judulnya
Debu dalam Angin
Buku ini ditulis oleh Pratiwi Juliani. Ceritanya sederhana dan cukup menyentuh. Novel ini bercerita tentang kaum pekerja pembangunan proyek pemerintah. Mereka menjalani rutinitas sebagai pekerja dari pagi hingga malam. Tokoh utamanya- Salvador seorang pria tua yang berpisah dengan anaknya sering mengalami kesepian. Tapi dengan kehadiran para pekerja yang seumuran anaknya, sedikitnya bisa mengobati rasa sepi itu.
Singkatnya seperti itu. Gaya penulisan mba Pratiwi sangat sederhana, mulai dari bagaimana ia mendeskripsikan latar tempat, interaksi antara salvador dan para pekerja, nuansanya juga tenang, tidak ada bagian yang terlalu dramatis.
Ada satu kutipan berkesan yang ada dalam buku mengenai Salvador
Dulu ketika ia muda, bahkan tidak berpikir tentang kemudaan yang akan meninggalkannya. Apa yang ditakutkan manusia jika ia tidak memiliki apa pun? Kehilangan? Kematian? Siapa yang bisa mencuri sesuatu dari seorang manusia yang teramat miskin. Atau, siapa yang bisa membunuh seseorang yang sesungguhnya tidak pernah hidup?
γ
Gue merekomendasikan buku ini jika kamu ingin membaca bacaan yang menenangkan, tanpa konflik klimaks yang menguras emosi. Bisa kamu dapatkan melalui aplikasi iPusnas atau gramedia digital π
Reka ini menarik nih kayaknya ceritanyaaa π Ada di gramedia digital atau iPusnas pulaaa ππ
ReplyDeleteKita sepemahaman nih, soal buku underapreciated ini... Dulu aku suka mikir kalau aku baca buku bagus tapi jarang diomongin atau temen-temen sekitarku yang suka baca juga ga tau, aku menganggap itu underapreciated. Tapi ada kemungkinan juga underapreciated itu hanya di lingkungan aku, yang kebetulan selera bacanya beda sama temen-temen se-circle. Mungkin kalau aku ketemu pembaca buku itu yang lain, bukunya ga akan terasa underapreciated kali yaa?
Bacaan gak terduga juga kak, aku kira bakal ngebosenin tapi bagus juga bukunya hehe ngerasa nyaman aja gitu pas baca.
DeleteBener kak, sama hal nya kayak istilah underrated atau overrated. Kalo dari awalnya aja kita udah sering bikin istilah begitu jatohnya kayak mengkubu-kubukan (duh bahasanya wkwk). Padahal mah ya baca tinggal baca aja kan kak.
Aku juga pernah sih ngalamin hal yang sama kayak kak Eya π dan tapi sebenernya kita jadi tau ukuran gimana selera bacaan orang di sekitar untuk sekedar tau aja "oh temen gue minat bacanya kearah sana". Iya kalo ketemu sama yang satu selera mungkin gak ada kepikiran untuk menilai buku tsbππ
*ikutan nimbrung
DeleteKayaknya buku ini tipe buku yang hangat + agak sedih, iya nggak Kak? Soalnya pas baca blurbnya, aku malah kebayangnya jadi sedih wkwk
Terus aku pernah juga ngalamin hal yang sama kayak Kak Eya dan Kak Reka. Aku nemu buku random yang awalnya aku lihat covernya lucu terus pas dibaca ternyata bagus cuma kurang ditengok orang-orang π
Bener Lii heartwarming ya istilahnya hehehe. Aku pas baca ini bener-bener kayak lagi di dongengin hehehe.
DeleteWah buku apakah yang Lia maksud? Aku jadi penasaran π
Judulnya Kisah Burung Camar dan Kucing Yang Mengajarinya Terbang, Kak ππ
Delete