Rashomon oleh Akutagawa Ryunosuke

Penulis : Akutagawa Ryunosuke

Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia

Cetakan Pertama: 2008 oleh KPG

Penerjemah : Bambang Wibawarta

ISBN : 978-979-9100-93-1

EISBN : 978-602-424-599-3

175 halaman

Akses Membaca : aplikasi iPusnas

 

Blurb :

Bencana demi bencana melanda kota Kyoto. Mayat korban bergelimpangan saking banyaknya. Seorang nenek bertahan hidup dengan mencabuti rambut mayat dan menjualnya sebagai cemara. Seorang Genin, samurai kelas rendah menjunjung tinggi moralitas, memergoki si nenek. Namun, di pihak lain dia ogah mati kelaparan.

Seorang pendeta berhidung panjang sangat mendamba hidung pendek. Namun, benarkan ia menjadi bahagia ketika hidungnya memendek?

Seorang maling masuk neraka. Sang Buddha membebaskannya dari neraka karena si maling pernah menyelamatkan seekor laba-laba. Menjelang tubir, dia terjatuh lagi ke dalam neraka. Mengapa?

Kisah-kisah itu merupakan tema yang diungkap oleh Akutagawa dalam buku ini. Dia mau menggambarkan betapa tipis dan licinnya batas antara buruk dan bagus, jahat dan baik, hina dan mulia, bohong dan jujur, salah dan benar.

 

Garis besar isi kumcer Rashomon

Kumpulan cerita dalam buku Rashomon terbagi menjadi 7 bab cerpen, termasuk cerita yang paling fenomenal dari sang penulis, yaitu “Kappa”. Kumcer yang dituliskan oleh Akutagawa beberapa diantaranya dijabarkan melalui simbolisme yang cukup kuat dan konflik utama pada tiap tokoh memiliki maksud terdalam dan makna tersirat. Sehingga pembaca harus betul-betul merenungi tiap bab pada ceritanya agar bisa memasuki lebih dalam dan paham apa yang sebetulnya ingin disampaikan oleh penulis.

Pada dasarnya, tiap cerita yang ditulis pada novel Rashomon tidak jauh dari persoalan nilai kehidupan dan kenyataan hidup yang terkadang bisa begitu ironi. Anggapan mana yang benar dan salah, apa yang baik dan buruk, siapa yang jujur dan bohong, pada blurb diatas sudah mewakili inti keseluruhan dari apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Menipisnya nilai etik dan moral pada setiap manusia yang hadir kadang tidak luput dari ketimpangan dan tuntutan hidup diambang batas. Ketika seorang manusia itu paham bagaimana nilai yang baik dan buruk dalam masyarakat namun saat keadaan genting membuatnya nyaris kehilangan akal, dengan terpaksa manusia yang memiliki nilai dan “bermoral” harus merelakan dirinya untuk berbuat kejahatan, demi kelangsungan hidupnya, demi menghidupi jiwa dan raganya.

Hal itu terlihat pada cerpen pertama berjudul Rashomon, ketika seorang nenek yang terpaksa melakukan aksi kejahatan karena tuntutan hidup. Kejadian yang sama juga dilakukan oleh Genin/samurai yang melihat langsung kejadian yang sedang dilakukan oleh nenek tersebut, yang ia lakukan tidaklah jauh berbeda dengan si nenek sebab ia juga merampas barang dari si nenek dalam upaya mempertahankan hidupnnya.

Cerita menarik lainnya juga dikisahkan pada kisah yang berjudul Hidung. Bab ini menyiratkan bagaimana dilema seorang pendeta yang ingin memendekkan hidungnya. Krisis kebahagiaan, ia berpikir bahwa jika hidungnya bisa memendek maka ia akan hidup bahagia. Tapi, apakah betul seperti itu? siapa yang bisa menjamin pendeta akan bahagia jika ia memendekkan hidungnya? Kisah dari pendeta ini secara tersirat menggambarkan bahwa apa yang menjadi nilai ideal oleh masyarakat belum tentu membuat seseorang bahagia dengan keadaannya, dan begitu pun sebaliknya seperti yang dialami oleh pendeta.

5 kisah lainnya tidak bisa Reka ceritakan secara utuh disini, penulis sendiri sepertinya ingin memaparkan kisah yang menampakkan sisi ketimpangan pada tingkat kewarasan manusia. Mana potret yang ideal dan rasinonal dalam kehidupan seringkali dapat membuat manusia lepas kontrol akibat kedua hal tersebut.


Kesan dan Pesan dari Keseluruhan Buku

Alasan apa yang membuat Reka akhirnya membaca kumcer Rashomon? Ini semua karena anime series Bungo stray dogs, para tokoh dalam anime ini memakai nama-nama tak asing yang dikenal sebagai sastrawan terkenal di jepang, seperti Osamu Dazai, Edogawa Ranpo, Atsushi Nakajima dan termasuk Ryuunosuke Akutagawa, penulis yang sudah Reka baca bukunya di bulan ini. Nah dari salah satu tokoh anime BSD tadi terdapat karakter yang bernama sama dengan Ryuunosuke Akutagawa, iya namanya betulan sama. Tokoh ini memiliki kemampuan yang disebut dengan ‘Rashomon’. Nama kemampuan tersebut diambil dari salah satu cerpen yang ditulis oleh Akutagawa yang berjudul sama yaitu Rashomon. 

Menemukan bacaan yang cocok di pertengahan bulan Maret bersama kumcer Rashomon membuat Reka ingin menemukan lebih banyak kumcer klasik yang ditulis oleh penulis Jepang. Reka sendiri sedikit tidak menyangka akan menyukai kumcer ini secara keseluruhan, bukan tipikal kumcer yang bersifat menggurui namun lebih lekat kepada potret gambaran kehidupan manusia yang sepertinya sudah banyak terjadi di kehidupan nyata, dalam hal ini khususnya perihal nilai-nilai yang sudah disebutkan diatas; retaknya moral, ketidakseimbangan antara kehidupan ideal dan realita, dan hal-hal lain yang bisa pembaca temukan dalam buku ini. 

Dari semua kumcer yang dibaca, Reka rasa semuanya bagus dan meninggalkan kesan berbeda. Tapi jika ditanya mana yang favorit, Reka akan memilih 3 judul ini; Di Dalam Belukar, Benang laba-laba, dan Hidung.


Sosok Ryuunosuke Akutagawa

Selain daripada itu, sosok Akutagawa sendiri menarik perhatian Reka, kehidupan masa lalu yang dimilikinya cukup kelam. Ibu kandung dari Akutagawa, Fuku Niihara menderita gangguan jiwa sebelum Akutagawa genap berusia satu tahun, sedangkan ayahnya, meninggalkannya karena tidak sanggup merawatnya. Akhirnya, akutagawa diadopsi oleh paman dari ibunya. Dan ibunya wafat saat ia berumur 11 tahun.

Akutagawa mulai menderita gangguan kejiwaan, ia mengalami halusinasi visual dan mengalienasi diri (merasa terasing dari kelompok masyarakat). Kesehatan fisiknya juga mulai menurun, dari beberapa sumber yang dilansir, sejak kecil Akutagawa adalah anak yang sering sakit dan lemah pada fisiknya. Hingga pada tanggal 24 Juni 1927, Akutagawa meninggal karena meminum obat tidur dalam dosis berlebih. Akutagawa memilih cara untuk membunuh dirinya, suatu alasan tertentu pada akhirnya ia memilih meracuni dirinya dengan obat.

Cerita dalam karya-karya Akutagawa banyak mengangkat persoalan Psikologis manusia. Obsesi Akutagawa akan bunuh diri dapat ditemukan dari beberapa karyanya, dan sama halnya dengan pandangan skeptik akan kemanusiaan. Dapat dikatakan riwayat menulis Akutagawa selama kurang lebih 15 tahun merupakan sebuah perjalanan bunuh diri yang panjang.

Info lengkap mengenai biografi Akutagawa Ryuunosuke bisa ditemukan dalam halaman akhir pada buku Rashomon.

 

Pesan yang didapat

Reka bisa menyarankan buku ini jika kalian ingin mencoba karya berupa kumpulan cerita klasik yang ditorehkan oleh penulis asal Jepang. Melalui buku ini, setidaknya Reka dapat menerka bagaimana sisi manusia yang berjalan normal sewaktu-waktu akan merubah diri manusia itu sendiri, (baik dan buruk). Di setiap cerita pada kumcer Rashomon menyiratkan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Seperti pada kisah seorang pendeta yang sudah Reka sampaikan diatas. Perihal untuk mencapai kebahagiaan terkadang manusia harus rela menghiraukan segala opini orang sekitar, sebab untuk mencapai sesuatu yang ideal dengan berbagai cara agar bisa masuk ke dalam lingkungan mayoritas tersebut, tentu tidak bisa menjamin apakah orang itu akan bahagia nantinya.


Okeee. Sekian dulu pembahasan kali ini, kumcer Rashomon cukup menguras energi agar bisa memahaminya, semoga tulisan Reka diatas bisa dipahami bagi para pembaca. Apakah ada yang berminat untuk membaca kumcer Rashomon? Atau adakah yang sudah membacanya?

 

*Info lanjut tentang perjalanan Reka bersama buku-buku bacaannya? Kunjungi langsung akun Goodreads dan The Story Graph dengan username @hllreka :)

 


Link informasi :

Bungo Stray dogs

Comments

  1. Astaga Kak Reka! Aku langsung ngrasa Dejavu pas berhenti di kata Rashomon. Dan ternyata waktu dulu aku pernah nonton pertunjukkan teater dengan judul Rashomon! *Seingatku begitu.

    Lalu setelah ku cari-cari barusan, judulnya "Dalam Semak"(?) Entahlah. Tapi intinya, ceritanya tentang seorang wanita yang diperkosa oleh penyamun, lalu si suami wanita di bunuh. πŸ˜–

    Waktu nonton teaternya aku ngeri-ngeri gimana gitu! Kenapa alurnya bisa sebrutal dan sesadis itu? Dan setelah baca artikel ini aku jadi tahu kenapa alasannya seperti itu! Ternyata memang penulisnya sendiri punya karakter yang bisa dibilang unik ya! Seolah moral itu tidak begitu berlaku(?). Dan aku sangat terkejut ternyata Akutagawa mengakhiri hidupnya sendiri. Padahal, aku saja sebagai salah satu penikmat hasil karyanya saja mengakui kalau Akutagawa punya vibe yang berani dalam mengutarakan pandangannya.

    Aku jadi penasaran untuk baca kumcernya Kak Reka! Masih ada stock di ipusnas tidak? Biasanya sih rame 😭 Lalu ngantri laaamaaa banget 😭😭😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syifaaa pernah nonton teaternya dimana? Wah kebetulan cerita itu memang ada di dalam kumcer ini Syiff judulnya “Di dalam Belukar”, anyway kalo di buku inti ceritanya menyingkap kebenaran dari satu kasus pembunuhan seorang samurai, yang diceritain Syifa itu salah satu POV dari kesaksian yg melihat kejadian.

      Betul banget Syif yang kamu bilang! kewarasan dan sisi kemanusiaan manusia disini dipertanyakan, miris juga bacanya aku sempat bengong dulu pas nutup bacaan πŸ˜‚

      Masih tersedia Syifa di iPusnas kalo stifa mau baca sekarang, ada 16 copy hohoho.

      Delete
  2. Kak Rekaa, aku jadi teringat sama Cerpen Okky Mandasari pas baca ulasan buku Rashomon ini hahaha. Vibesnya agak mirip-mirip, tentang isu sosial dan diceritakan dari karakter-karakter yang unik. Mungkin someday aku akan baca buku ini kalau lagi ingin baca cerpen 😁
    Aku jadi penasaran, nextnya Kak Reka akan bahas buku Jepang apaaa πŸ˜†

    ReplyDelete
    Replies
    1. Liaaa iya ya mirip suasana yang dibangun dan topik dalam cerpennya serupa, Cerpennya Okky yang itu jadi salah satu favorit ku juga Liii😁 kayaknya Lia pernah bahas soal kumcer Okky juga ya.

      Semoga Liaa bisa suka bukunya ya setelah membacaπŸ˜€, next kebetulan aku memang lagi baca buku yang penulisnya juga dari Jepang hehe

      Delete
  3. Pertama kali tahu Rashomon itu karena Akira Kurosawa, sutradara film yang mengadaptasi buku itu. Terus sempat mau baca, tapi keduluan buku lain dan lupa.

    Saya baru engeh kalo ini kumpulan cerita. Saya kira, ini novel atau cerita bersambung. Tulisan yang menarik kak Reka, apalagi ada sub- yang membahas biografi singkat penulisnya.

    Ohya, saya jadi tertarik juga dengan anime itu. Sempat liat juga beberapa waktu lalu, dan memang karakternya pake nama asli penulis Jepang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hull, kayaknya pengetahuanmu soal sutradara lumayan luas ya, aku baru dengar nama beliau setelah tau kalau Rashomon pernah diadaptasi ke film,

      Iyap betul Rahul ini kumpulan cerpen, beliau lebih banyak menuliskan kumcer atau novella dibanding novel setelah kubaca dari beberapa artikel.

      Baca Hul ayok *maksa*, kurekomendasikan buat Rahul😁, thankyou Hul ini lagi coba format baru supaya yang baca bisa kenal juga dengan penulisnya ✌🏻

      Bisa masukkin di wishlist dulu kalo Rahul ada niat untuk menonton πŸ‘πŸ»

      Delete
  4. Baca ulasan Reka jadi ingin baca kumcer ini juga. Buku bersangkutan sudah ditandai di Ipusnas. Kadang heran sih, kenapa beberapa penulis Jepang kehidupannya miris sekali?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Faraah, iya aku juga ingin kasih rekomendasi buku ini ke mba Farah, dan setelah liat review mba Farah tentang bukunya Banana yoshimoto aku jadi tertarik juga dengan buku itu mba 😁

      Ah iya ya betul juga, Osamu dazai pun punya cerita hidup yang sedikit kelam, mba Farah pernah baca bukunya beliau gak?

      Delete
    2. Aku pernah dengar & tertarik baca buku beliau juga, Reka! Bakal baca waktu mood mendukung dulu sih karena buku No Longer Human sepertinya lumayan berat & kelam.

      Kitchen sendiri cocok kalau kamu sedang cari bacaan singkat, Reka :D Walau pun secara keseluruhan ceritanya lumayan sedih, ada momen hopeful juga.

      Delete
  5. Aku dulu pertama tau Rashomon dari film, walaupun belum pernah nonton tapi sering banget disebut-sebut sama sinefil gitu.. Dan belakangan baru tahu kalau Rashomon itu awalnya kumpulan cerpen.

    Dan thank you Rekaaa karena review kamu, aku jadi tau kalau kumcer ini ada di iPusnas dong! Kayaknya aku pengin baca nanti, kebetulan sedang memperlus sayap ke literasi Jepang juga. Biar taunya bukan manga sama anime doang πŸ˜„

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak Eya udah nonton filmnyaa? Iya kan ceritanya emang bagus juga sih di bukunya kak πŸ‘πŸ»

      Sip sama-sama kak Eya, kusenang bisa berbagi buku bacaan dengan teman2 blogger 😁. Hahaha gpp kak aku juga bisa tau anime & manga lain dari kak Eya hihi

      Delete
  6. Ihh sepertinya menarik... Ipusnas ada?? Hahah. Oke2.. terimakasih..
    Mba Reka minta tolong sih.. haha.
    I need something to distract my mind. πŸ˜… selama tahun 2021 mba punya bacaan paling favorit nggak? Aku boleh tau nggak.. wkwkwk terimakasih sebelumnya. Maaf kalau ngerepotin. HeheπŸ˜„

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah baru 3 bulan berjalan di tahun 2021 nih Bay agak bingung juga pilih buku favorit. Tapi sejauh ini sih sepertinya 4 buku ini; Semua orang butuh curhat (nonfiksi), The stranger (albert camus), kumcer Rashomon dan The perfect World of Miwako sumida.

      Tapi bisa aja nanti berubah lagi Bay 😁, semua buku diatas pernah Reka bahas di blog ini✌🏻, Semoga ada yang cocok sama Bayu.

      Delete
    2. Okee mba.. Noted.. terimakasih yawww.. 🀩

      Delete
  7. aku penasaran sama cerita si nenek yang melakukan kejahatan karena tuntutan hidup
    karena cerita nya juga ada di kisah nyata yang aku baca di berita berita gitu mba
    malah sampe di penjara juga
    enaknya kalau baca kumcer begini, ada beragam makna dari satu buku gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak Ainun kalau mau baca bisa diakses lewat iPusnas ☺

      Bahkan sampe ada di kehidupan nyata ya kak, kumcer ini juga mengingatkanku dengan peristiwa sekitar. Miris juga bikin mikir dan terhanyut dalam ceritaπŸ˜…

      Bener!! Aku sangat setuju, lewat kumcer aku bisa melihat beragam kisah

      Delete
  8. Cerita Rashomon emang bikin merenung. Apakah betul saat keadaan kepepet kita boleh menghalalkan cara-cara buruk?

    Cerpen favorit saya yang pergantian sudut pandang tentang pembunuhan. Saya lupa apa judulnya, saking udah lama bacanya. Hehe.

    Mantap euy nonton BSD. Andalan saya sih jelas karakter Osamu Dazai. Haha. Kalau doyan anime dan cerpen klasik Jepang, perpaduan itu bisa ditemukan di anime Aoi Bungoku. Ada 12 episode. Bagian 1-4 tuh noveletnya Dazai yang Gagal Menjadi Manusia. Ada juga cerpen Dazai yang Larilah Melos. Ada satu bagian dari novel Rahasia Hati Natsume Soeseki. Ada juga cerpen Akutagawa yang laba-laba dan penjahat Kandata itu. Sisanya rada lupa cerpen siapa lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Judul yang dimaksud kak Akbar itu cerpen “Di dalam Belukar” :D

      Saya gak ngira BSD bisa sekocak itu, kirain kan pembawaannya bakalan lebih serius haha.

      Pernah denger soal aoi Bungoku ini, tapi belom sempat nonton. Dan benang laba-laba itu masih ada hubungannya sama salah satu anime lain juga ya, kalo gak salah ada di Erased.

      Wah kak kebetulan 3 hari yang lalu saya abis baca buku Rahasia hati nya Natsume 😁 hahah kebetulan banget. Terima kasih buat rekomendasinya

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

About my Favorite Webtoon

Perfect Blue (1998): Bukan untuk Sembarang penonton