Bacaan Lokal di bulan Mei
Halo June! Sudah lewat seminggu setelah lebaran. Kerasa udah lama banget gak posting tulisan di blog Reka. Iya, emang, padahal target tahun ini harusnya gue bisa posting tulisan minimal 1 entri dalam seminggu. Yah nyatanya memang belum bisa, banyak kendala yang gue bikin sendiri. Oke, kali ini gue akan sharing mengenai buku-buku apa saja yang gue habiskan selama bulan Mei lalu, sebagian besar buku yang gue baca adalah buku lokal. Oke langsung aja ini dia listnyaaaa
Ilusi Imperia oleh Nasery Basral
Di hari
pertamanya bekerja sebagai reporter majalah berita, Wikan Larasati yang baru lulus kuliah dengan cemerlang merasa
diremehkan kantornya karena ditugaskan meliput peluncuran album diva pop yang
seksi, Melanie Capricia populer
dengan panggilan MC. Namun keengganan Wikan dengan cepat berubah menjadi
antusiasme yang berkobar setelah tersiar kabar tewasnya pengacara muda kondang,
Rangga Tohjaya. Tubuhnya diterobos peluru yang khusus diciptakan untuk menumpas
gangster di Amerika Serikat.
Apa yang
terjadi dengan Wikan dalam serangkaian peristiwa sejak hari pertamanya bekerja?
Peristiwa pembunuhan yang terjadi pada pengacara lantas berkaitan dengan
penyanyi Diva Melanie Capricia. Wikan, yang awalnya tidak tertarik dengan tugas
pertamanya ia bekerja sebagai reporter, kemudian keinginannya berubah saat
mengetahui bahwa kasus Rangga Tohjaya bukan sekedar kasus pembunuhan
biasa.
Review
& Kesan : Not bad and pretty good. Sejauh dari yang udah gue baca, mungkin gue terlalu berharap agar ceritanya bisa sangat menegangkan
sepanjang membaca isinya. Namun sayang, gue sama sekali gak mendapatkan hal
tersebut. Alurnya campuran, ada beberapa bagian yang menceritakan bagaimana
masa lalu MC, suaminya dan Rangga Tohjaya bersama keduanya. Terus, pusat tokoh
utama disini gue kira adalah Wikan, jika memang benar Wikan, ada di beberapa
bahkan hampir sebagian ceritanya memfokuskan pada sang Diva Melanie Capricia. Mungkin
gue yang gak bisa menangkap bagaimana maksud sang penulis bisa membagi 2 tokoh
utama yaitu Wikan dan Melanie dalam dua sudut pandang cerita yang berbeda.
Cerita
bagian pertama, pembaca akan mengetahui bagaimana Wikan, pengalaman Wikan, pertemuan, dan hubungan Wikan bersama
rekan kerja satu kantor lalu juga dengan pertemuan pertama antara Wikan dan Melanie. Lalu di tengah
bagian bab, sedikit demi sedikit menceritakan bagaimana masa lalu Melanie
bersama sahabatnya, awal pertemuan dengan suaminya dan bagaimana ia menjadi seorang penyanyi. Yang membuat
gue mulai tertarik dari novel ini sebenarnya adalah di bagian tengah bab sampai
akhir bab. Disana, pembaca akan mengetahui bagaimana penulis membongkar satu
demi satu "pengakuan dan rahasia" dari beberapa tokoh utama pendukung dalam kehidupan
Melanie. Yah, tapi jangan terlalu berharap akhir ceritanya akan happy ending
atau berakhir haru bahagia. Dan novel ini ada sekuel lanjutannya, yang berjudul
Rahasia Imperia dan Coda Imperia.
- (3.8/5)
Pasung Jiwa oleh Okky Madasari
Akankah kehendak
bebas benar-benar ada? Apakah manusia bebas benar-benar ada? Okky madasari
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan besar dari manusia dan kemanusiaan dalam
novel ini.
Melalui dua
tokoh utama, Sasana dan Jaka Wani dihadirkan pergulatan manusia dalam mencari
kebebasan dan melepaskan diri dari segala kungkungan. Mulai dari kungkungan
tubuh dan pikiran, kungkungan tradisi dan keluarga, kungkungan norma dan agama,
hingga dominasi ekonomi dan belenggu kekuasaan.
Review &
kesan : bukan pertama kali baca karyanya Okky. Yang gue suka dari Okky adalah
gaya penulisannya yang to the point, berani dan tegas. Pasung jiwa yang
berfokus temanya pada kebebasan manusia dalam serangkaian tuntutan kehidupan. Bagaimana
manusia harus terus bertahan pada kungkungan dan dilemma dari berbagai
sempitnya pilihan. Ketiadakadilan, kekerasan, hilangnya tanggung jawab. Apa
kemanusiaan itu sendiri? Apa kebebasan itu sendiri? Novel ini ingin mengetuk
kita jauh kedalam peristiwa yang terjadi di sekitar bahkan mungkin peristiwa
nyata yang terjadi bahkan sebelum kita lahir atau baru saja dilahirkan.
Pada awal bab
pembaca akan di suguhkan dengan perkenalan dari seorang yang bernama Sasana. Kehidupan Sasana, siapa itu
Sasana, darimana ia berasal, bagaimana tumbuh kembangnya, permasalahan Sasana
dengan kedua orang tua dan pilihan hidupnya. Bagian Sasana adalah bagian yang
di fokuskan oleh penulis. Begitu juga dengan bagian-bagian lain yang
memperkenalkan tokoh utama kedua yaitu, Cak
Jek. Ia adalah sahabat pertama Sasana selama ia tinggal di Malang, keduanya
akrab karena sama-sama menyukai musik, terutama musik dangdut. Kehidupan perjalanan
mereka semakin banyak bertaut dengan pengalaman tak terduga. Hingga pada suatu
hari, terjadi peristiwa pahit menimpa keduanya.
Gue menikmati
cerita yang dituliskan Oleh Okky, sepanjang ceritanya. Walaupun faktanya, gue
agak sedikit risih dengan apa yang terjadi dengan Sasana, tabiat dia sebagai
laki-laki yang digambarkan sebagai sosok yang membenci laki-laki karena banyak
melibatkan kekerasan dan trauma masa
lalu. Pada bagian tengah bab dalam cerita intesitas keseruannya semakin
meningkat, karena pembaca akan diberitahu seperti apa jika Sasana dan Cak Jek
dipertemukan kembali setelah sekian lama mereka terpisah akibat peristiwa masa
lalu. – (4.3/5)
Kritikus Adinan oleh Budi Darma
Merupakan salah
satu kumpulan karya paling monumental dari Budi Darma, sang maestro sastra
Indonesia. Di dalamnya terdapat 15 kisah tentang Manusia. Bukan kisah-kisah
biasa, karena para tokoh di buku ini adalah manusia-manusai ganjil- kadang naïf,
kadang keji, dan cenderung asocial. Ketika mereka ditempatkan dalam situasi
yang tak kalah absurd, maka terciptalah sebuah cerita yang tak terbayangkan
dengan akhir yang mengejutan.
Lewat karya ini,
Budi Darma mengajak kita untuk merenungi tentang manusia dan kemanusiaan itu sendiri.
Sebuah perenungan yang mampu menjadi refleksi pada masa sekarang- saat batasan
antara kewarasan dan kegilaan menjadi kabur, juga saat hukum, kejujuran dan
kebaikan digadaikan demi uang, kekuasaan, serta kepentingan-kepentingan
lainnya.
Review &
kesan : dari 255 halaman yang ada, halaman 36 dan halaman 150 adalah bagian
cerita yang gue suka. Kenapa ya? Dari semua cerita absurd yang disampaikan oleh
bapak Budi Darma, kedua cerita tersebut yang paling ngena buat gue. Karena ini
pertama kalinya gue baca karya dari Pak Budi, jadinya otak gue rada-rada gak
nyambung dan koneksi lambat saat membaca dan menyelesaikan bukunya, padahal ini
cuma kumcer.
Penyampaian perihal
refleksi diri tentang manusia dan kemanusiaan dalam kumcer kritikus adinan
mengingatkan gue dengan kejadian sehari-hari atau peristiwa yang seringkali
kita lihat di stasiun televisi berita. Bagaimana rumitnya persoalan –persoalan yang
di ceritakan pada masing-masing tokoh di setiap cerita seperti memperlihatkan dilemma
besar pada diri sendiri terhadap riuhnya kehidupan dunia. Seperti dalam tokoh Kritikus
Adinan yang bikin gue sedikit linglung dengan tokohnya karena Kritikus Adinan
tetap kekeuh dengan ketidakpiawannya untuk mengetahui letak permasalahan dalam
dirinya. Bahkan mungkin, Pak Budi memang benar berhasil membuat gue linglung seperti sang tokoh Kritikus Adinan dalam ceritanya.
Isi dari setiap
ceritanya cocok dibaca kalau punya waktu senggang yang panjang. Karena walaupun
ini kumcer gue merasa ada yang gak beres saat gue membaca buku ini. Iya, letak
permasalahannya bukan pada si tokoh yang ada di dalam cerita, tapi juga kita
sebagai pembaca bagaimana melihat nilai dan apa yang waras/tidak waras itu
sendiri. Manusia dan kemanusiaan berada dalam kehendak bayangan. – (3.7 /5)
Katarsis oleh Anastasia Aemilia
Tara johandi,
gadis berusia delapan belas tahun menjadi satu-satunya saksi daam perampokan
tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam
kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang
perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi, selama penyelidikan, satu demi
satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.
Alfons, sebagai Psikiater membantu Tara lepas
dari traumanya, meski ia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu di masa lalu Tara
yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun sebelum hal itu
terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha
Alfons.
Bersamaan dengan
itu, polisi kian dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan
kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Lantas apa yang
sebenarnya terjadi disini? Siapa yang menjadi korban? dan mengapa kemunculan
Ello mengusik usaha Alfons?
Review &
kesan : jika memilih antara Misteri Patung Garam dan Katarsis, gue akan memilih
Katarsis. Tapi, dari segi kengerian dari sang pembunuh gue akan memilih sosok
lavendel dari novel Misteri Patung Garam. Katarsis, memiliki cerita yang unik
dan sakit. Disini tidak ada tokoh yang benar-benar waras, jika ada mungkin
hanya sosok Alfons saja yang waras. Kenapa gitu ? Sosok keluarga besar Johandi,
bukanlah keluarga yang lemah lembut dan harmonis .Tara yang digambarkan dalam
cerita ini adalah wanita yang memiliki ketegangan dan kengerian di dalam
pelupuk matanya, itu yang menjadi ciri khas
dari Johandi. Begitu juga dengan paman dan AyahnyaTara. Dan belum lagi 2 tokoh
kunci lainnya yang sakit. Mereka adalah tokoh bintang utama dalam cerita
Katarsis.
Karakter Tara begitu kuat di dalam otak ketika
gue membaca Katarsis. Penggambaran tokohnya tidak langsung begitu saja
dijabarkan oleh penulis dalam satu bab, tapi dengan sejalannya cerita dan
subbab yang hadir, pembaca akan semakin mengetahui seperti apakah sosok Tara yang selama ini disembunyikan. Katarsis
yang di tampilkan dalam judul mungkin menyiratkan pada sosok Tara dan
Ello yang mengalami pengalaman ganjil di masa lalunya. Apa sih pengalaman
itu? apa membunuh juga termasuk kedalam kategori katarsis?
Gue gak mau
cerita terlalu banyak soal Novel ini, berhubung Katarsis adalah novel misteri thriller, jadi kalian harus merasakan
dan menikmatinya langsung dengan membaca. – (4.2/ 5)
-
Yap, segitu dulu sesi kolom review kali ini. Singkat ya karena ini cuma mengulas
sedikit dari apa yang udah gue baca sebulan yang lalu. 3 dari novel diatas gue
baca lengkap lewat aplikasi iPusnas loh, yuk buruan baca dan buru koleksi
pencarianmu di iPusnas!
Aku penasaran sama Ilusi Imperia kak, tapi kayaknya aku terlalu berekspektasi itu seru dan bikin deg-degan. Mungkin bisa lah masuk wishlist nanti :)
ReplyDeleteHmm kalo untuk ketegangannya, menurutku novel ilusi imperia kurang kak, lebih kental dengan unsur misteri nya saja 👍🏻
Delete